• March 29, 2024 5:38 am

Ciri-ciri Penceramah Radikal Versi BNPT Tuai Pro dan Kontra

BNPT menyebut penceramah radikal punya ciri antipemerintah, anti-Pancasila, dukung khilafah dan bersikap eksklusif.
Jakarta, CNN Indonesia

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid menerbitkan daftar ciri penceramah radikal, salah satunya adalah antipemerintah.

Ia menyebut para penceramah itu selalu menyebarkan kebencian terhadap pemerintahan yang sah. Paparan BNPT ini menuai pro dan kontra.

“Dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks,” kata Nurwakhid, Sabtu (5/3).

Ciri lain para pendakwah radikal juga disebut selalu menyebarkan paham khilafah dan menanamkan paham anti-Pancasila. Nurwakhid berpandangan penceramah radikal mengajarkan paham takfiri atau mengafirkan pihak yang berbeda paham ataupun agama. Para penceramah itu pun memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungannya.

Ketua MUI Cholil Nafis mengingatkan untuk tidak menyalahgunakan ciri penceramah radikal. Dia tak ingin penceramah yang mengkritik pemerintah dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar alias mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan malah dicap radikal.

“Tapi jangan sampai yang amar ma’ruf dan nahi munkar karena mengkritik pemerintah lalu disebut radikal,” kata dia, dalam akun media sosial Twitter resminya @cholilnafis, Senin (7/3). Cholil sudah mengizinkan CNNIndonesia.com mengutip cuitannya tersebut.

Sedangkan, Ketua Umum YLBHI Muhammad Isnur mengungkapkan bahwa tindakan pemerintah Joko Widodo yang gemar memberi label dan stigma radikal serta hoaks adalah cara untuk membungkam pihak yang kritis seperti masa orde baru (Orba) Soeharto.

“Masa Orde Baru itu orang-orang kritis, orang-orang yang menyampaikan catatan dan masukan buat pemerintah, di mana itu bagian dari partisipasi publik, di mana pemerintah wajib menerima kritik, itu dicap berbagai label [dengan] berbagai stigma,” ujar Isnur.

“Dituduh komunis, dituduh radikal kanan, jadi Pancasila justru menjadi alat untuk membungkam,” lanjutnya.

Berbeda sudut pandang, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi menilai pelbagai kriteria penceramah radikal yang diterbitkan BNPT sudah mewakili sebagian dari paham radikalisme. Baginya, ciri-ciri penceramah itu berpotensi menjadi pintu masuk penyebaran paham radikalisme.

“Ya, saya kira [kriteria penceramah radikal] sudah mewakili sebagian paham tersebut [radikalisme]. Itu salah satu pintunya,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur, Senin (7/3).

Sementara itu MUI Sulawesi Selatan mengaku sepakat dengan kriteria penceramah radikal yang dikeluarkan BNPT, yaitu dakwah anti-Pancasila.

“Ciri-ciri penceramah radikal itu anti-Pancasila, saya kira itu sangat benar,” kata Sekretaris Umum MUI Sulsel, KH Muammar Bakry.

Dia menjelaskan banyak ulama kala itu yang sudah berijtihad menjadikan Pancasila sebagai Piagam Madinah.

“Kalau ada yang menolak Pancasila, itu sudah pasti radikal,” ujarnya.

(cfd/wis)

[Gambas:Video CNN]


Sumber: CNN Indonesia | Ciri-ciri Penceramah Radikal Versi BNPT Tuai Pro dan Kontra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *