• April 20, 2024 9:16 pm

WISATA di Bali tidak hanya pantai, gunung, sungai, ataupun pura, tetapi juga wisata sejarah perjuangan nasional. Hal tersebut yang bisa disaksikan di Museum Agung Bung Karno (BK) di Denpasar, Bali.

Patung Bung Karno tampak mencolok yang membedakan bangunan museum ini dengan bangunan-bangunan yang lain di Jalan Raya Puputan. Aneka barang-barang bersejarah, dari kursi hingga artikel koran tentang sepak terjang di pamerkan.

“Barang-barang koleksi yang ada di sini dikumpulkan dari berbagai tempat,” terang Murni, selaku penjaga museum tersebut, Senin (6/6).

Di tempat yang sama, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyampaikan, awak media yang bertugas di DIY bersama Komisi A DPRD DIY sengaja berkunjung ke Museum Agung Bung Karno karena bertepatan dengan bulan Bung Karno. “Tepat hari ini, 6 Juni, adalah hari lahir Proklamator RI, Ir Soekarno,” kata Eko.

Dalam kesempatan itu, ia pun mengaku kagum dengan sepak terjang sang proklamator tersebut. Di tempat itu, pengungjung bisa melihat sebagian dari sepak terjang Bung Karno.

Eko Suwanto pun merekomendasikan perlunya dibangun Museum Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di DIY, yang di dalamnya juga berisi sejarah kepahlawanan Bung Karno. Museum tersebut bisa bermanfaat sebagai destinasi wisata sejarah, pusat riset bagi akademisi, serta pusat edukasi untuk generasi muda.

“Museum Bung Karno ada di Bali ini bisa jadi inspirasi bagaimana menghadirkan Museum Bung Karno di DIY. Ada peran besar Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam kala awal perjuangan Indonesia,” terang Eko Suwanto.

Museum itu bisa belajar lebih mendalam bagaimana peran Yogyakarta dengan Sri Sultan dan Pakualam penting, termasuk sejumlah tokoh seperti Ki Bagus Hadikusumo, GPH Bintoro, Sukartinah anggota BPUPKI kala itu. Fakta sejarah di awal kemerdekaan RI, tahun-tahun awal NKRI menyebutkan, duet kepemimpinan Sri Sultan HB IX dan Sri Paku Alam VIII pernah membantu secara

khusus, kala Yogyakarta ditetapkan sebagai ibu kota RI. Sejarahwaan juga mencatat, Soekarno-Hatta pernah tinggal di Pakualaman bersama Bung Hatta dibiayai oleh Sri Sultan HB IX.

“Di Bulan Bung Karno, kita merayakan hari lahir Pancasila 1 Juni, tanggal 6 Soekarno lahir. Komisi A DPRD DIY ingin meneguhkan, menegaskan kesetiaan dan menggelorakan Pancasila. Kalau DIY punya perda, 1/2022 Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Bali ada peraturan gubernur yang menegaskan bersama melawan terorisme, separatisme, yang mengganggu NKRI,” ungkap Eko Suwanto.

Upaya pembatinan dan menggelorakan Pancasila dalam tiap pengambilan kebijakan menjadi penting di masa sekarang ini.

Sebelum ke Museum Agung Bung Karno, awak media bersama Komisi A DPRD DIY juga pernah belajar di rumah tempat Soekarno dilahirkan dan Rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, serta museum Dr Radjiman Wediodiningrat di Ngawi.

“Kunjungan ini bagian menghikmati Pancasila dan pembatinan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” tutup Eko. (OL-13)


Sumber: Media Indonesia | Catatan Sepak Terjang Bung Karno dari Bali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *