Jakarta – Peneliti senior Pusat Studi Radikalisme dan Deradikalisasi, M Taufiqurrahman mengatakan, pemboman terhadap peribadatan umat Budha, Wihara, sebagai bentuk balas dendam terhadap konflik yang terjadi di Myanmar.
Taufiq menduga pelaku pemboman tidak terkait dengan teroris kelompok al-Qaidah Indonisi pimpinan Badri Hartono yang digulung Densus 88 beberapa waktu lalu.
Meski bom yang meledak mirip dengan bom di Tambora dan Depok, namun hal itu bukan berarti ada kaitan dengan kelompok Badri.
“Karena hampir semuanya sudah ketangkap oleh aparat kecuali tinggal 1 orang, yaitu saudaranya Badri,” ujarnya.
Sebaliknya, Taufiq menilai aksi itu dilakukan oleh kelompok yang selama ini melakukan aksi demontrasi menentang peristiwa di Myanmar.
“Menurut saya (aksi pemboman) malah terkait dengan kelompok-kelompok yang selama ini aktif demo penuntutan balas dendam atas penganiayaan umat Islam di Myanmar,” jelasnya. (ian)
Published in suaraindonesia.co on Aug 05, 2013 | Sudarsono