Pendukung Negara Islam (ISIS) di Indonesia menyerukan lebih banyak aksi penyerangan setelah pasangan pengantin baru melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah katedral di Sulawesi Selatan pada hari Minggu lalu.
Aksi serangan terbaru kelompok teroris ini terjadi di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore.Pelaku yang mengenakan pakaian hitamberhasil menerobos Mabes Polri meskiakhirnya terkapar dan tewas ditembak mati petugas Kepolisian. Dari informasi yang dihimpun, sempat terjadi baku tembak antara terduga teroris dengan petugas kepolisian. Hingga kini belum diketahui identitas terduga teroris yang tewas tersebut. Termasuk apakah orang tersebut bagian dari terduga teroris atau bukan.
Menurut analis termasuk Muh Taufiqurrohman, peneliti senior di Pusat Studi Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR), pendukung ISIS pada hari Senin menggunakan media sosial untuk menyerukan lebih banyak serangan di Indonesia setelah serangan Makassar.
Berdasarkan pantauan PAKAR terhadap closed group di media sosial, Taufiqurrohman mengatakan, seruan tersebut berasal dari grup online di Indonesia dan satu dari Malaysia.
“Mereka juga menyerukan penggunaan bom yang lebih kuat,” katanya seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (31/3/2021).
Setelah aksi bom bunuh diri itu, tim Densus 88 menggerebek beberapa lokasi di Jawa Barat, Jakarta dan rumah pelaku bom di Makassar.
Setidaknya empat pria ditangkap di Jakarta, meskipun pihak berwenang kemudian mengkonfirmasi bahwa mereka tidak terkait dengan pemboman di Makassar. Menurut Kapolri Listyo Sigit Prabowo penggerebekan di ibu kota juga menemukan 5,5 kg bahan peledak berdaya ledak cukup kuat termasuk triaseton triperoksida, yang sering digunakan oleh ISIS, serta lima bom pipa aktif.
Juga disita dalam penggerebekan di Jakarta adalah seragam FPI atau Front Pembela Islam .
Pada hari Selasa, polisi menangkap tiga wanita yang terkait dengan serangan Makassar. Juru bicara polri Ahmad Ramadhan mengatakan salah satu wanita telah “memotivasi” pelaku bom bunuh diri untuk melakukan jihad, sementara tersangka lainnya adalah saudara ipar salah satu dari mereka.
Menurut Ahmad, tim Densus 88 telah menangkap 94 tersangka teror sejak awal tahun, seraya menambahkan bahwa ini menunjukkan kelompok teroris masih merencanakan serangan di Indonesia.
Lima tersangka lainnya yang diyakini memiliki hubungan dengan penyerang yang ditangkap pada Minggu dan Senin di kota Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dengan penangkapan terakhir, PAKAR memperkirakan saat ini ada 70 anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Sulawesi Selatan. Taufiqurrohman mengatakan serangan teror kemungkinan akan terus berlanjut di kota itu.
Baca juga: Pasca Serangan Bom Makasar, Kedubes Rusia Serukan Warganya Hindari Tempat Keramaian
“Metode serangan yang mereka sukai adalah pemboman, bukan penusukan, seperti yang bisa kita lihat dengan apa yang terjadi di masa lalu,” katanya, menambahkan bahwa anggota kelompok cenderung memilih bom karena menyebabkan lebih banyak korban dan menjadi berita utama.
Sumber: Sindonews