PENDIDIKAN Moral Pancasila perlu dihidupkan kembali dan ditanamkan ke dalam diri siswa, karena radikalisme dan intoleransi masih menjadi ancaman nyata bangsa Indonesia. Penyebaran paham anti-Pancasila tersebut sudah masuk ke lingkungan pendidikan sehingga mengancam tumbuh kembang generasi muda.
Salah satu contoh kasus radikalisme dan intoleransi di sekolah terjadi di salah satu sekolah dasar di Gunung Kidul, Yogyakarta, beberapa tahun lalu. Seorang pembina Pramuka dari Gunung Kidul yang menjadi peserta Kursus Mahir Lanjut (KML) Gerakan Pramuka dalam praktiknya mengajarkan kepada anak-anak yel-yel dan tepukan rasis dengan menyebut kata kafir.
Penanaman sikap radikalisme dan intoleransi di lembaga pendidikan harus dicegah karena anak-anak dan remaja yang masih rentan menjadi target yang sudah terjadi secara sitematis dikemas sebagai ajaran agama yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dan prinsip kebinekaan. (OL-14)