Saksi Klaim Munarman Rajin Salat Usai Kenal Petinggi MMI

Saksi berinisial AH mengatakan terdakwa kasus terorisme Munarman mulai rajin salat dan tertarik kajian keislaman usai bertemu dengan Ketua Departemen data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Fauzan Al Anshory.

Namun demikian, saksi mengaku pengetahuan soal kedekatan keduanya hanya berdasarkan informasi dari media sosial.

Hal itu disampaikan AH dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (9/2). Fauzan termasuk pembicara dalam seminar “Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia” di kampus IAIN Sumatera Utara (kini UIN) pada 5 April 2015 dan dihadiri Munarman.

Awalnya, dalam sidang, Jaksa Penuntut Umum (JPU) bertanya kepada AH ihwal perkenalannya dengan Munarman. AH mengaku pertemuan pertama terjadi pada medio 2002-2003. Saat itu AH, yang juga tokoh MMI, meminta Munarman untuk menjadi kuasa hukum MMI dalam suatu kasus.

“Saya meminta Pak Munarman menjadi pengacara dalam perkara hanya ingin menjaga-menjaga supaya Majelis Muhajidin tidak terkait dengan waktu itu peristiwa sidang Abu Bakar Baasyir,” kata AH.

Saat bertemu Munarman, ia mengaku bersama Fauzan. Setelah pertemuan pertama, ia dan Fauzan beberapa kali melakukan pertemuan lanjutan dengan Munarman.

“Karena kita ingin agar Pak Munarman ini menjadi tim advokasi di Majelis Mujahidin khususnya majelis Mujahidin Jakarta. Terus ada pertemuan yang intensif untuk hal-hal tersebut,” kata AH.

JPU kembali bertanya apakah ada perubahan diri Munarman sesudah bertemu dengan Fauzan.

“Apakah ada perubahan dalam diri terdakwa sebelum dan sesudah bertemu dengan Fauzan Anshory?” tanya JPU.

AH mengatakan, setelah bertemu dengan Fauzan Munarman menjadi rajin salat dan tertarik mengikuti kajian-kajian keislaman.

“Kalau bicara perubahan, memang saya lihat ada perubahan di awal ketika pertama bertemu. Kemudian akhirnya Pak Munarman menjadi orang yang rajin salat kemudian juga berusaha ikut kajian-kajian keislaman,” kata AH.

Dalam sidang yang sama, Munarman mencecar kesaksian AH tersebut, terutama yang ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

“Saya mau memperjelas karena ada misleading dan framing, dalam BAP nomor 5 ya, kalimatnya begini, setelah Fauzan (Al Anshory) menjadi tokoh JAD, saya melihat, Munarman memiliki hubungan yang sangat erat dengan Fauzan, dan saya sering melihat Munarman dan Fauzan menghadiri kajian tentang Daulah Islamiyah/ISIS, sehingga saya dapat yakini Fauzan mendukung Daulah Isamiyah,” kata Munarman dalam persidangan di PN Jakarta Timur, Rabu (9/2).

“Pertanyaan saya. Saudara lihat langsung itu gimana?” imbuhnya.

Saksi AH lalu menjawab bahwa ia mengetahui kedekatan itu dari media sosial. “Tadi sudah saya jawab, saya tidak melihat langsung. Saya melihat media sosial,” jawab AH.

“Makanya saya tanya, jadi jawaban di BAP benar apa salah? Terus hubungan sangat erat itu dari mana? Diperoleh dari siapa keterangan itu? Saudara bisa katakan saya memiliki hubungan sangat erat dengan Fauzan, itu hubungan sangat erat gimana?” tanya Munarman.

“Ini kan saudara di BAP ini waktu saudara Fauzan sudah di JAD, bukan yang dulu. Makanya saya mau klirkan. Di jawaban ini (BAP), justru setelah Fauzan jadi tokoh JAD, hubungannya jadi erat dengan saya. Jadi keterangan di BAP atau di sidang ini yang akan digunakan?” tanya Munarman.

“Saya tidak melihat secara langsung,” jawab AH.

“Termasuk yang soal hubungan sangat erat itu dari medsos juga?” tanya Munarman. “Iya,” jawab saksi

“Jadi kalimat di BAP ini berdasarkan pengetahuan saudara dari medsos saja?”. “Iya,” aku AH.

Sebelumnya, Munarman ditangkap Densus 88/Antiteror di kediamannya di Pamulang, Kota tangerang Selatan pada 27 April lalu karena diduga terlibat dalam tindak pidana terorisme.

Jaksa mendakwa Munarman telah menggerakkan orang lain untuk melakukan ancaman kekerasan dan tindak pidana terorisme. Munarman disebut melakukan itu lebih dari sekali di tempat berbeda.

(yoa/bmw)

[Gambas:Video CNN]