SEORANG warga Palestina yang mencoba menabrak tentara Israel dengan mobilnya di Tepi Barat yang diduduki, Selasa (21/12) malam, ditembak mati oleh tentara. Ini merupakan insiden kekerasan terbaru selama sebulan terakhir.
Pria itu menabrakkan mobilnya ke jip militer setelah ditembak. Akibatnya, kedua kendaraan terbakar. Suatu pernyataan dari militer Israel mengatakan itu tentang insiden di dekat kota Jenin di Tepi Barat utara.
Kementerian Kesehatan Palestina kemudian mengumumkan kematian seorang warga negaranya. Sejak akhir November, Tepi Barat telah menyaksikan serangan Palestina terhadap Israel dan pembunuhan warga Palestina oleh pasukan Israel selama bentrokan itu. Hal tersebut mendorong utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland pada Jumat mengatakan dia khawatir dengan meningkatnya kekerasan yang telah merenggut nyawa dari orang Israel dan Palestina.
Dalam serangan Selasa itu, tentara mengatakan, “Seorang teroris mempercepat mobilnya menuju pos militer berawak yang berdekatan dengan komunitas Mevo Dotan di Tepi Barat. Pasukan IDF yang berada di lokasi berupaya menghentikan penyerang dengan menembak ke arah kendaraan,” kata pernyataan itu.
Kemudian mobil warga Palestina menabrak kendaraan militer yang berada di dekat pos. Akibatnya, kendaraan terbakar, tambahnya. Seorang juru bicara militer mengatakan kepada AFP bahwa militer yakin penyerang telah meninggal akibat luka tembak, tetapi tidak dapat memastikan hal ini.
Pada Minggu, tentara mengatakan mereka telah menangkap empat pria Palestina yang diduga menembak mati seorang pemukim Yahudi dan melukai dua lainnya dalam serangan di Tepi Barat, Kamis sebelumnya. Keempatnya diduga menembakkan sedikitnya 10 peluru ke mobil sehingga menewaskan seorang mahasiswa agama berusia 25 tahun, Yehuda Dimentman, dan melukai dua rekan mahasiswa saat mereka berkendara keluar dari Homesh, pos terdepan permukiman ilegal di Tepi Barat utara.
Israel merebut Tepi Barat pada 1967 dari Yordania. Hampir 500.000 orang Israel telah pindah ke permukiman di wilayah itu, yang oleh sebagian besar masyarakat internasional dianggap ilegal. Dimentman, seorang ayah yang sudah menikah, sedang belajar di sekolah agama di Homesh, yang telah dievakuasi oleh pasukan Israel pada 2005 tetapi pemukim tetap terus mengoperasikan pusat yeshiva.
Akhir pekan yang menegangkan terjadi sebelumnya. Pada Sabtu, polisi perbatasan Israel menangkap seorang wanita Palestina berusia 65 tahun di Hebron setelah dia diduga menikam dan melukai seorang pemukim Israel.
Pada Jumat, pemukim Yahudi menyerbu desa Burqah di Tepi Barat utara, dekat tempat Dimentman terbunuh malam sebelumnya. Seorang reporter AFP mengamati penyerang Israel melemparkan batu melalui jendela rumah dan menembakkan senjata.
Lebih jauh ke selatan di desa Qaryut, seorang pria Palestina dirawat di rumah sakit setelah pemukim menyerangnya di rumah, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan. Polisi Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. (AFP/OL-14)