TENTARA Israel mengatakan pada Minggu (19/12) bahwa mereka telah menangkap empat pria Palestina yang diduga menembak mati seorang pemukim Yahudi dan melukai dua lainnya di Tepi Barat yang diduduki beberapa hari sebelumnya.
“Empat teroris yang melakukan serangan penembakan Kamis lalu ditangkap,” kata militer dalam suatu pernyataan. “Para tersangka dipindahkan ke pasukan keamanan untuk penyelidikan lebih lanjut dan senjata tersangka disita.”
Keempatnya diduga menembakkan sedikitnya 10 peluru ke satu mobil sehingga menewaskan seorang mahasiswa agama berusia 25 tahun, Yehuda Dimentman, dan melukai dua rekan mahasiswa saat mereka berkendara keluar dari Homesh, pos terdepan ilegal di Tepi Barat utara. Militer mengatakan para tersangka ditangkap di desa Silat al-Harithiyah, Provinsi Jenin, Tepi Barat utara.
Israel merebut Tepi Barat pada 1967 dari Yordania. Hampir 500.000 orang Israel telah pindah ke pemukiman di wilayah tersebut. Sebagian besar masyarakat internasional menganggap pemukiman itu ilegal.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memuji tentara, polisi, dan badan keamanan Shin Bet yang melakukan penangkapan. “Setiap teroris akan tahu bahwa Israel akan membawanya ke pengadilan,” tulis Bennett di Twitter.
Baca juga: Otoritas Palestina: Pemerintah Israel Dorong Kekerasan Pemukim
“Rasa sakitnya sangat besar, tetapi terorisme tidak akan menang dan tidak akan memindahkan kami dari tempat kami,” tambahnya dalam suatu pesan kepada keluarga Dimentman.
Pembalasan
Dimentman, seorang ayah yang sudah menikah, sedang belajar di suatu sekolah agama di Homesh, yang telah dievakuasi oleh pasukan Israel pada t2005. Akan tetapi tetap saja ada pemukim Yahudi yang terus mengoperasikan pusat yeshiva.
Minggu pagi, ratusan orang Israel mengerumuni Homesh, bentrok dengan pasukan keamanan di sana, dan mencoba membangun rumah sebagai pembalasan atas serangan itu, kata tentara. “Penduduk bertindak dengan kekerasan terhadap pasukan keamanan, melanggar barikade, dan memasuki pos terdepan,” bunyi pernyataan dari militer.
“Penduduk merusak properti militer dan memblokade jalan pasukan. Seorang tentara IDF terluka ringan setelah ditabrak kendaraan penduduk,” katanya.
Juru bicara militer Brigadir Jenderal Ran Kochav mengatakan dia menduga serangan mematikan pada Kamis itu merupakan hasil dari koordinasi yang canggih. “Saya yakin kita berbicara tentang organisasi teroris,” kata Kochav kepada radio publik Israel.
Beberapa kelompok Palestina memuji serangan itu, meskipun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab. Penangkapan itu menyusul akhir pekan yang menegangkan. Pada Sabtu, polisi perbatasan Israel menangkap seorang wanita Palestina berusia 65 tahun di Hebron setelah dia diduga menikam dan melukai seorang pemukim Israel.
Pada Jumat, pemukim Yahudi menyerbu desa Burqah di Tepi Barat utara, dekat tempat Dimentman terbunuh malam sebelumnya. Seorang reporter AFP mengamati penyerang Israel melemparkan batu melalui jendela rumah dan menembakkan senjata.
Lebih jauh ke selatan di desa Qaryut, seorang pria Palestina dirawat di rumah sakit setelah pemukim menyerangnya di rumah, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan. Polisi Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.
Baca juga: Mesir Hukum Pemimpin Ikhwanul Muslimin akibat Kolaborasi dengan Hamas
Bulan lalu terjadi serangan warga Palestina terhadap orang Israel dan pembunuhan warga Palestina oleh pasukan Israel selama bentrokan. Pada Jumat, utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan dia khawatir dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Jerusalem timur, yang merenggut nyawa orang Israel dan Palestina. (AFP/OL-14)