MESIR menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Mahmud Ezzat, 77, pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin (IM). Kata seorang sumber pengadilan, dia dinyatakan bersalah karena berkolaborasi dengan Hamas.
Gerakan Islam Hamas mengontrol Gaza yang diblokade Israel dan mendukung ajaran Ikhwanul. Awal tahun ini Ezzat diberikan hukuman seumur hidup terpisah atas tuduhan terorisme dalam kasus lain.
Banyak pemimpin senior IM, termasuk mendiang Presiden Mohamed Morsi, memiliki tuduhan spionase yang sama untuk agen asing yang ditujukan kepada mereka dalam beberapa tahun terakhir. Putusan pada Minggu (19/12) yang dijatuhkan oleh pengadilan pidana Kairo dapat diajukan banding, sumber tersebut menambahkan.
Mesir telah melunakkan sikapnya terhadap Hamas setelah menuduhnya selama bertahun-tahun menyelundupkan senjata dan pejuang pemberontakan melintasi perbatasan Rafah ke Sinai Utara yang bergolak di Mesir. Pada Mei, Mesir merundingkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel setelah 11 hari pertempuran sengit yang menghantam daerah kantong padat penduduk itu dan sangat aktif dalam rekonstruksinya.
Baca juga: Mesir Blokir Skema Keuangan Diduga terkait Ikhwanul Muslimin
Ezzat ditangkap pada Agustus 2020 di Kairo setelah buron selama beberapa tahun. Pada April 2021, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan terorisme dalam kasus terpisah.
Pada 2015, Ezzat dijatuhi hukuman mati secara in absentia serta diberikan hukuman penjara seumur hidup. Ia dinyatakan bersalah mengawasi pembunuhan tentara dan pejabat pemerintah.
Dia dituduh terlibat dalam pembunuhan jaksa negara Hisham Barakat yang meninggal di rumah sakit setelah bom mobil menghancurkan konvoinya di Kairo pada 2015. Ikhwanul Muslimin masuk daftar hitam di Mesir pada 2013 dan dianggap sebagai kelompok teroris, beberapa bulan setelah tentara menggulingkan Morsi yang berasal dari gerakan tersebut.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi ialah menteri pertahanan ketika Morsi digulingkan dari kekuasaan. Didirikan pada 1928, IM kemudian memantapkan dirinya sebagai gerakan oposisi Islam utama di Mesir dan menyebar secara regional dengan cabang-cabang yang bersemangat dari Tunisia hingga Turki.
Baca juga: Didera Isu Korupsi, Ikhwanul Muslimin bakal Terpecah Menjadi Dua?
Ezzat dilaporkan telah bergabung dengan Ikhwanul pada 1960-an. Ia menghabiskan waktu di penjara di bawah mendiang Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Anwar Sadat, dan Hosni Mubarak. (AFP/OL-14)