• September 30, 2023 10:30 am

Propam Polri Usut Dugaan Pelanggaran Etik di Kasus Bripda Ignatius

Propam Mabes Polri mengambilalih kasus dugaan pelanggaran etik dalam peristiwa tewasnya Bripda Ignatius di Cikeas.

RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)

Jakarta, CNN Indonesia

Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri mengambil alih pengusutan dugaan pelanggaran etik terkait kasus tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan pengambilalihan tersebut dilakukan lantaran baik korban maupun pelaku yakni Bripda IMS dan Bripka IG bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

“Sudah ditarik ke Mabes Polri (dugaan pelanggaran etik). Kalau etiknya ada di Propam karena Densus 88 itu Satuan Kerja di bawah Mabes,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (28/7).

Kendati demikian, Ramadhan mengatakan terkait proses penyidikan dugaan kelalaian atau kasus pidana tewasnya Bripda Ignatius saat ini tetap ditangani Satreskrim Polres Bogor.

“Kalau penyidikan pidananya Polres Bogor, ditangani oleh Polres Bogor, karena locus de licti dia di Bogor,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia memastikan Korps Bhayangkara tidak akan melindungi seluruh anggota yang terbukti melakukan pelanggaran ataupun penyimpangan. Oleh karenanya ia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil proses penyidikan selesai.

“Kami pastikan Polri tidak akan melindungi anggota yang salah. Kami pasti tindak dengan tegas ada anggota Polri yang melakukan pelanggaran maupun penyimpangan,” tuturnya.

Bripda Ignatius tewas tertembak di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor Jawa Barat, pada Minggu (23/7) pukul 01.40 WIB. Dua pelaku yakni Bripda IMS dan Bripka IG pun telah ditangkap dan dilakukan penahanannya.

Sementara itu, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membantah sempat ada pertengkaran sebelum Ignatius tertembak.

Aswin memastikan Bripda Ignatius tewas tertembak akibat kelalaian yang dilakukan rekan seniornya yakni Bripda IMS dan Bripka IG saat hendak mengeluarkan senjata api dari dalam tas.

“Tidak benar ada penembakan. Tidak ada (pertengkaran). Peristiwanya adalah kelalaian pada saat mengeluarkan senjata dari tas sehingga senjata meletus dan mengenai anggota lain di depannya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (27/7).

Di sisi lain, pihak keluarga Ignatius pertama kali mendapat informasi bahwa anaknya meninggal dunia karena sakit keras. Barulah saat itu di Jakarta, pihak keluarga mengetahui bahwa anaknya meninggal karena tertembak.

“Ditelepon oleh Mabes, pihak Mabes (mengatakan) bahwa anaknya itu sakit keras,” kata Kuasa hukum keluarga Ignatius, Jelani Christo saat dihubungi, kemarin.

“Dan pada waktu diautopsi beliau lihat sendiri memang tidak ada luka lebam, tetapi ada bekas seperti tembakan terjadi lehernya,” lanjutnya.

(tfq/wis)


[Gambas:Video CNN]


Artikel ini telah dimuat di www.cnnindonesia.com dengan Judul “Propam Polri Usut Dugaan Pelanggaran Etik di Kasus Bripda Ignatius” pada 2023-07-28 09:18:51

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *