• March 19, 2024 6:17 pm

Ketum PBMA: Agama itu menyatukan, bukan memecah belah

ByRedaksi PAKAR

Aug 12, 2022
Ketum PBMA: Agama itu menyatukan, bukan memecah belah
Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PBMA) K.H. Embay Mulya Syarief mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia bahwa agama itu menyatukan, bukan memecah belah persatuan serta kesatuan.

“Sudah jelas bahwa Pancasila itu mengacu kepada beberapa ayat Al Quran. Jangan sampai bangsa kita ini dipecah belah dengan menggunakan kemasan agama, karena agama itu menyatukan, bukan memecah belah,” kata Embay Mulya Syarief dalam keterangan pers Pusat Media Damai (PMD) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan masyarakat sepatutnya jangan sampai terpecah karena narasi agama yang keliru, seperti membenturkan dengan Pancasila. Pancasila justru merangkul prinsip agama yang rahmat dan maslahat, seperti terkait dengan Islam, serta merangkul ayat Al-Quran, katanya.

Dia menyebutkan sila pertama Pancasila yang mengacu pada ayat Al-Quran ada pada Surat Al Ikhlas ayat 1 qul huwallahu ahad dan Surat Al Baqarah ayat 163 wa ilaahukum ilaahuw waahidun laa ilaaha Illa huwar rahmanurrahiim.

“Katakan Allah itu esa. Esa dalam zat dan esa dalam sifat dan perbuatan. Tuhan kalian adalah Tuhan yang Esa. Tiada Tuhan selain Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” katanya.

Baca juga: BNPT ungkap pola Khilafatul Muslimin sebarkan ideologi khilafah

Sila kedua, lanjutnya, kata adil dan adab merupakan bahasa Al-Quran. Selanjutnya, sila ketiga merupakan perintah agar umat manusia jangan terpecah belah.

“Dulu bangsa kita ini memiliki 200 kerajaan lebih dan hampir 400 tahun kita dijajah oleh Belanda karena kita tidak bersatu. Nah, ketika Allah menyatukan hati bangsa Indonesia, kita bersatu. Kita bisa merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan,” jelasnya.

Kemudian, sila keempat, menurut Embay, kata hikmah serta permusyawaratan itu juga ada di dalam Al-Quran; sementara kata perwakilan termasuk sifat Allah Swt.

“Wakil itu artinya apa? Tempat sandaran. Silakan cari di kitab suci lain, pasti tidak ada. Sementara sila yang kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, ini menurut saya merupakan cita-cita dan sila kelima ini bisa terwujud kalau empat sila sebelumnya dijalankan,” katanya.

Dengan demikian, dia menilai lima sila pada Pancasila tersebut merupakan kesepakatan atau konsensus nasional.

“Jadi, kelima sila itu semua merupakan kesepakatan dan Islam itu agama yang melarang kita untuk melanggar kesepakatan. Pancasila itu adalah kesepakatan konsensus nasional yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini,” ujarnya.

Baca juga: BNPT: Perlu pendekatan regulasi hukum untuk cegah kelompok radikal

Baca juga: BNPT: NII wajib diwaspadai karena ideologinya bertentangan Pancasila


Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Sumber: Antara News | Ketum PBMA: Agama itu menyatukan, bukan memecah belah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *