Abu Bakar Baasyir Disebut Menolak Bergabung ke Khilafatul Muslimin

Petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja ditangkap polisi, di Lampung. Direktur Badan nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Ahmad Nurwakhid menyebut Abdul Qadir juga pernah mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) bersama pendiri Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, Ngruki, Abu Bakar Ba’asyir.

Saat dikonfirmasi, Direktur Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Yahya Abdurrahman membenarkan informasi tersebut. Abu Bakar Ba’asyir dan Abdul Qadir Baraja dan sejumlah tokoh lain memang pernah mendeklarasikan MMI di Yogyakarta tahun 2000 silam.

“Pada tahun 2000, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mendirikan MMI,” katanya.

Pada saat itu, kata Yahya, Abdul Qadir sempat mengajak Abu Bakar Ba’asyir untuk membawa MMI agar mendirikan khilafah. Namun ajakan tersebut ditolak. Abu Bakar Ba’asyir menilai saat itu syarat-syarat berdirinya khilafah belum terpenuhi menurut Syariat Islam.

“Memang pada saat itu beliau meminta Ustadz Abu Bakar supaya MMI ini dibawa ke Khilafatul Muslimin. Ustadz Abu Bakar menolak karena dari persyaratan-persyaratan syariah tidak ada,” katanya.

Abu Bakar Ba’asyir sendiri kemudian mengundurkan diri dari posisinya sebagai Amir MMI pada tahun 2008 karena perbedaan pandangan dengan beberapa petinggi MMI.

“Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir,” katanya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya Abdul Qadir Baraja di wilayah Lampung, buntut aksi konvoi khilafah di Cawang, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan sosok petinggi Khilafatul Muslimin itu identik dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Dalam keterangannya, Nurwakhid menyebut Baraja beberapa kali ditangkap terkait aksi terorisme. Ia lantas mendirikan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama dengan Abu Bakar Ba’asyir. Keduanya juga diketahui turut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada 2000 lalu.

(syd/DAL)

[Gambas:Video CNN]