• April 19, 2024 1:20 am

IDI Sukoharjo Minta Publik Tak Kaitkan Kasus Sunardi dengan Dokter

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo menyatakan Sunardi yang ditembak Densus 88 Polri mengidap cedera kaki sehingga tak bisa berjalan dengan normal.
Jakarta, CNN Indonesia

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo meminta publik untuk tidak mengaitkan dugaan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter dan anggota IDI Sukoharjo.

Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria menambahkan, IDI merupakan organisasi yang patuh pada hukum dan organisasi resmi di bawah naungan NKRI dan Undang-Undang. IDI, kata dia, berupaya selalu mengedepankan konstitusi dan patuh pada penegakan hukum.

“Agar tidak terjadi distorsi, kami meminta masyarakat agar tidak menyangkut pautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter. Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi,” kata Arif dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (14/3).

Arif kemudian memastikan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan agar anggotanya tidak terlibat dalam kegiatan yang membahayakan orang lain. Ia kembali menegaskan bahwa organisasi IDI selalu mengedepankan humanisme dan bekerja sesuai dengan kode etik dan dalam sumpah dokter dengan fokus utama pada kemanusiaan.

Dalam sumpah dokter, lanjutnya, terdapat poin kala para dokter diminta berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.

“Selain itu, setiap dokter juga selalu diingatkan akan sumpah yang diucapkan pada saat dilantik menjadi dokter,” kata dia.

Lebih lanjut, Arif turut menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga almarhum Dokter Sunardi. Ia menambahkan, secara profesi medis, Sunardi dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu aktif turun menangani pasien saat ada bencana alam.

Suradi juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP). Arif juga mengatakan bahwa Sunardi tidak bisa berjalan dengan normal selama ini. Sunardi memerlukan alat bantu untuk berjalan akibat cedera kakinya yang dialaminya saat menjadi relawan yang turun membantu korban gempa di Bantul, Yogyakarta pada 2006.

Arif kemudian memastikan awal pekan ini, dirinya bersama Wakil Ketua IDI Sukoharjo Muhammad Daris Raharjo telah melakukan pertemuan dengan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy dan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.

Arif lalu menyampaikan bahwa IDI tak akan mencampuri proses hukum yang menjerat Sunardi. Ia menyerahkan permasalahan itu penuh ke aparat penegak hukum.

“Dari hasil pertemuan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy mengatakan, peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan profesi Sunardi sebagai dokter,” ujar Arif.

Sunardi yang berprofesi sebagai seorang dokter diduga terlibat dalam jaringan terorisme. Ia ditembak mati oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri beberapa hari lalu. Polisi menganggap Sunardi terlibat dalam jaringan teror Jamaah Islamiyah (JI).

Polisi mengklaim Sunardi melakukan perlawanan pada saat hendak ditangkap. Sehingga petugas harus menembak mati di tempat. Komnas HAM dalam waktu dekat akan memanggil Densus 88 untuk menggali informasi secara spesifik atas kematian Sunardi. 

(khr/isn)

[Gambas:Video CNN]


Sumber: CNN Indonesia | IDI Sukoharjo Minta Publik Tak Kaitkan Kasus Sunardi dengan Dokter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *