• March 29, 2024 12:09 pm

Sahroni Bela BNPT Usai Dikritik MUI Terkait Ciri Penceramah Radikal

Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi Partai NasDem Sahroni merespons kritik MUI yang menyebut BNPT tidak paham Islam usai ungkap penceramah radikal.
Jakarta, CNN Indonesia

Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menyatakan langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerbitkan ciri-ciri penceramah radikal sudah tepat.

Ia pun mempertanyakan sisi blunder yang dilakukan oleh BNPT sebagaimana disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“BNPT sudah tepat. Kriteria yang dikeluarkannya itu merupakan bentuk preventif pencegahan terorisme yang memang sudah menjadi job desk mereka. Jika MUI melihat itu blunder, ya silakan saja, tapi dilihat blunder dari mananya?” ucap Sahroni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/3).

Ia memandang, aksi para penceramah radikal ini memang semakin mengkhawatirkan dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pemerintah meminta masyarakatnya untuk berhati-hati merupakan hal yang wajar.

“Menurut hemat saya, ini bukan sesuatu yang patut diributkan ya. Sangat wajar kok jika pemerintah maupun BNPT mewanti-wanti, meminta kita hati-hati dengan adanya penceramah radikal,” ujar dia.

“Kenapa? Karena tidak bisa dipungkiri, penyebaran paham radikalisme dan ekstrimisme di Indonesia terus meningkat,” imbuhnya.

Sahroni melanjutkan, aksi para penceramah radikal yang semakin mengkhawatirkan itu bisa dilihat dari penangkapan terduga penganut paham radikal dan ekstrem yang semakin meningkat. Menurut dia, hal itu berbahaya dan mengancam kehidupan demokrasi di Indonesia.

“Karena kita tahu, mereka sangat anti demokrasi. Sistem thogut katanya. Jadi wajar jika mereka memang harus diwaspadai,” ujar Sahroni.

Lebih lanjut, Sahroni meminta semua pihak tidak terpancing dan saling memahami duduk masalah lebih dahulu dalam merespons pernyataan MUI yang menyebut langkah BNPT sebagai blunder. Ia berkata, prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Pancasila.

Menurutnya, segala perilaku yang membahayakan persatuan dan kesatuan, seperti anti-Pancasila, antibudaya, hingga antinegara, tidak bisa didiamkan saja.

Sebelumnya, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan membantah lima kriteria atau ciri penceramah radikal yang dikeluarkan oleh BNPT beberapa waktu lalu. Amirsyah mengkritik BNPT menyebut penceramah radikal adalah yang mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.

“Kriteria pertama ini blunder karena tidak paham pada ajaran Islam seperti Khilafah,” kata Amirsyah dalam keterangan resminya, Selasa (8/3).

Amirsyah lantas menyinggung Ijtima Ulama Komisi Fatwa tahun 2021 memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan pemerintah agar memahami Jihad dan Khilafah tidak dipandang negatif.

Sebab, forum itu menegaskan nilai-nilai kesungguhan (Jihad) dan kepemimpinan (Khilafah) adalah ajaran Islam untuk mengatasi problem umat dan bangsa.

Sebaliknya, Amirsyah justru membandingkan banyak ajaran yang bertentangan dengan Pancasila, seperti Komunisme tidak pernah dijelaskan negara secara jujur. Begitu juga paham kapitalisme, liberal yang diterapkan saat ini justru menyebabkan ekonomi rakyat terpuruk.

BNPT kemudian buka suara dengan menyebut indikator penceramah itu dibuat untuk kewaspadaan nasional terhadap paham radikalisme.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid menyebut penerbitan ciri-ciri penceramah radikal ini untuk pencegahan agar masyarakat bisa lebih waspada dalam mendengar ceramah.

“Untuk pencegahan, untuk kewaspadaan kita bersama atau kewaspadaan nasional,” kata Nurwakhid saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/3).

(mts/DAL)

[Gambas:Video CNN]


Sumber: CNN Indonesia | Sahroni Bela BNPT Usai Dikritik MUI Terkait Ciri Penceramah Radikal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *