DIDIT Sepiyanto, Burhan, Nuning Septiana dan Sitti Raisya Fitri bisa menjadi contoh bagi yang ingin memulai bisnis dari nol. Mereka bersahabat dan sejak 2017, mulai mendirikan sebuah usaha berbasis proyek setelah mampu melihat peluang di bidang teknologi.
Awalnya, tak jarang mereka mendapatkan penolakan saat menawarkan kerja sama dengan beberapa pihak.
Seperti aplikasi try out yang menyasar para murid SMA. Namun, aplikasi tersebut tidak diterima dengan baik seperti yang diharapkan. Aplikasi try out itu dinilai tak sesuai standar.
“Katanya mereka (sekolah) tidak membutuhkan aplikasi ini. Karena sudah ada fasilitas dari dinas pendidikan. Setelah itu kami coba membuat aplikasi lain yang sekiranya dibutuhkan banyak orang. Tercetuslah aplikasi Kasir Pintar,” jelas Didit yang jadi CEO di Kasir Pintar dalam keterangan resminya pada Jumat (4/2).
Didit menjelaskan, mulanya ia dan ketiga sahabatnya iseng mengunggah aplikasi Kasir Pintar ke PlayStore (Android). Setelah beberapa waktu sudah ada yang mulai mengunduh. Namun, aplikasi tersebut justru mendapat rating jelek.
“Dari situ kami coba perbaiki apa yang dikeluhkan pengguna. Ternyata meski rating jelek, aplikasi ini dipakai juga. Banyak yang membutuhkan. Akhirnya kami perbaiki dan perbaiki sampai akhirnya Kasir Pintar punya jutaan user,” paparnya.
Aplikasi yang kini menyediakan fitur free dan berbayar ini tak serta merta langsung bertumbuh pesat seperti sekarang. Para pendirinya membutuhkan kerja keras bersama untuk membuatnya besar dan mampu menjadi ladang penghasilan seperti sekarang.
Burhan, CPO Kasir Pintar menuturkan, di awal berdiri para anggota tim sempat ragu apakah aplikasi Kasir Pintar bisa menjadi besar atau tidak. Mereka juga sempat mencari investor namun menemui banyak penolakan.
Baca juga: BRIN dan BNPT Jalin Kerja Sama Penangulangan Terorisme Berbasis Riset Teknologi
“Di tiga bulan pertama aplikasi ini sama sekali tidak ada subscriber. Belum dipakai. Jalan beberapa bulan kemudian mulai ada yang unduh, meski awalnya rating buruk. Lama kelamaan aplikasi ini justru banyak diminati. Akhir 2018 menargetkan 1.000 user dan ternyata berhasil,” katanya.
Aplikasi kasir pintar pun terus tumbuh dengan 1 juta pengguna saat ini dan digunakan di seluruh Indonesia serta luar negeri seperti Malaysia dan Arab.
Dari awal gaji hanya Rp1 juta, kini keempatnya bisa merasakan kenaikan menjadi Rp4 juta per bulan sampai Rp8 juta per bulan. Bahkan kini, mereka bisa merasakan omset milyaran rupiah bersama-sama
“Tidak mudah membangun bisnis tanpa modal. Semua perlu proses. Di awal bertemu investor kami asal saja menyebut dana untuk pengembangan aplikasi Kasir Pintar ini. Padahal saat itu juga belum tahu untuk apa saja dana itu,” kata Ica, sapaan akrab Sitti yang juga selaku CMO Kasir Pintar.
Ica mengatakan, investor pun sempat ragu. Karena, ia dan tim belum bisa meyakinkan investor untuk memberikan investasi sejumlah yang diharapkan.
Karena baru merintis usaha yang belum tentu hasilnya, tak semua keluarga dari anggota tim menyetujui. Nuning bahkan sempat ‘perang dingin’ dengan sang ibu yang berharap anaknya menjadi PNS. Nuning mengaku ia juga kerap dipandang sebelah mata, bahkan diremehkan oleh anggota keluarga atau saudara lainnya.
Karena kegigihan empat sahabat tersebut, aplikasi Kasir Pintar yang mereka dirikan kini sudah menjadi besar. Bahkan saat ini, Kasir Pintar sudah memiliki 13 ribu pengguna layanan pro atau berbayar. (R-3)