• April 17, 2024 3:06 am

Kazakhstan Gagal Padamkan Protes, Delapan Aparat Keamanan Tewas

PRESIDEN Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pada Kamis (6/1) meminta bantuan blok keamanan yang dipimpin Rusia setelah gagal memadamkan protes selama berhari-hari.

Gelombang kemarahan pengunjuk rasa telah menyebabkan gedung-gedung negara dibakar dan delapan personel keamanan dilaporkan tewas.

Pengunjuk rasa yang awalnya marah atas kenaikan harga bahan bakar, menyerbu gedung-gedung dan meneriaki pendahulu Presiden Kassym-Jomart Tokayev, Nursultan Nazarbayev.

Nursultan Nazarbayev mempertahankan kekuasaannya meskipun berhenti pada 2019, setelah hampir tiga dekade berkuasa.

Reputasi stabilitas negara Asia Tengah tersebut di bawah Nazarbayev membantu menarik ratusan miliar dolar investasi asing di industri minyak dan logamnya.

Tetapi generasi muda menuntut liberalisasi yang terlihat di bekas negara-negara satelit Uni Soviet lainnya.

“Di sekitar Kazakhstan protes menewaskan delapan polisi dan pasukan penjaga nasional pada Selasa dan Rabu,” kata Badan Sputnik milik negara Rusia mengutip Kementerian Dalam Negeri Kazakh.

Tampaknya berusaha untuk meredakan kemarahan publik, Tokayev memecat Nazarbayev sebagai Kepala Dewan Keamanan nasional pada hari Rabu, dan mengambil alih kepemimpinan.

Dia juga menunjuk kepala baru Komite Keamanan Negara, penerus KGB era Soviet, dan mencopot keponakan Nazarbayev dari posisi nomer dua di komite.

Kabinet Tokayev juga mengundurkan diri. Namun protes terus berlanjut, dengan demonstran mengambil alih bandara di Almaty, kota terbesar Kazakhstan, menurt sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Penerbangan dibatalkan

Seorang saksi mata mengatakan bahwa dia bisa melihat pengunjuk rasa memindahkan bangku di sepanjang alun-alun Astana utama Almaty untuk membangun barikade.

Sebelumnya, polisi anti huru hara menggunakan gas air mata dan granat flash terhadap para pengunjuk rasa tetapi kemudian tampak meninggalkan beberapa jalan di Almaty.

Pada pidato televisi kedua dalam beberapa jam, Tokayev mengatakan pada Kamis dini hari bahwa ia telah meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Dia mengatakan geng teroris yang dilatih asing sedang merebut gedung, infrastruktur dan senjata, serta telah mengambil lima pesawat, termasuk yang asing, di bandara Almaty.

“Ini adalah perusakan integritas negara dan yang paling penting ini adalah serangan terhadap warga kami yang meminta saya untuk segera membantu mereka,” kata Tokayev.

“Almaty diserang, dihancurkan, dirusak, penduduk Almaty menjadi korban serangan teroris, bandit, oleh karena itu adalah tugas kita untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita,” imbuhnya.

Nazarbayev, mantan presiden berusia 81 tahun, telah dilihat secara luas sebagai kekuatan politik utama di Nur-Sultan, ibu kota yang dibangun khusus yang menyandang namanya.

Keluarganya diyakini menguasai sebagian besar perekonomian, terbesar di Asia Tengah.  Nazarbayev belum terlihat atau terdengar sejak protes dimulai.

Sepenuhnya anarki

Seorang penduduk Almaty yang berbaur dengan para pengunjuk rasa pada hari Rabu mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditemuinya tampaknya berasal dari pinggiran kota yang miskin atau desa-desa dan kota-kota terdekat.

Di alun-alun utama, vodka sedang dibagikan dan beberapa orang sedang mendiskusikan apakah akan pergi ke bazaar kota atau daerah kaya untuk kemungkinan penjarahan, menurut penduduk tersebut.

“Ada anarki total di jalan,” katanya.

Rekaman yang diunggah di Internet menunjukkan pengunjuk rasa berteriak di bawah patung perunggu raksasa Nazarbayev, digantung dengan tali dalam upaya nyata untuk menariknya ke bawah. Seorang wanita yang mempostingnya mengatakan itu direkam di kota timur Taldykorgan.

Sebelumnya, sebuah streaming oleh seorang blogger Kazakh menunjukkan api yang berkobar di kantor walikota Almaty, dengan suara tembakan yang jelas terdengar. Video yang diunggah daring juga menunjukkan kantor kejaksaan terdekat terbakar.

Rabu (5/1) pagi, terlihat ribuan pengunjuk rasa mendesak ke pusat kota Almaty, beberapa di antaranya dengan truk besar.

Keadaan darurat diumumkan di Nur-Sultan, Almaty, dan barat provinsi Mangistau. Internet dimatikan.

Di Kota Aqtobe, pengunjuk rasa berkumpul berteriak, “Pak Tua, pergi!”

Sebuah video menunjukkan polisi menggunakan meriam air dan granat kejut di dekat kantor walikota di sana.

Setelah menerima pengunduran diri Kabinet, Tokayev memerintahkan pejabat menteri untuk membalikkan kenaikan harga bahan bakar, yang menggandakan biaya bahan bakar gas cair sejak awal tahun.

Gas ini banyak digunakan untuk menggerakkan kendaraan di Kazakhstan di mana harga resmi membuatnya jauh lebih murah daripada bensin.

Kerusuhan yang membuat harga obligasi dolar Kazakhstan anjlok hampir 6 sen tersebut adalah yang terburuk di Kazakhstan sejak 2011, ketika setidaknya 14 pengunjuk rasa tewas oleh polisi selama pemogokan oleh pekerja minyak.

“Pemuda Kazakh yang paham internet, terutama di Almaty, mungkin menginginkan kebebasan yang sama seperti warga Ukraina, Georgia, Moldova, Kirgistan, dan Armenia, yang juga telah melampiaskan rasa frustrasi mereka selama bertahun-tahun dengan rezim otoriter,” kata Tim Ash, ahli strategi pasar berkembang di BlueBay Manajemen aset.

Kremlin mengatakan pihaknya berharap Kazakhsta segera menyelesaikan masalah internalnya, memperingatkan negara-negara lain agar tidak ikut campur.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tuduhan Rusia bahwa Amerika Serikat telah memicu kerusuhan itu salah.

Kazakhstan telah bergulat dengan meningkatnya tekanan harga.

Inflasi mendekati 9% tahun-ke-tahun akhir tahun lalu, tertinggi dalam lebih dari lima tahun, menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 9,75%. (Aiw/Straitstimes/OL-09)


Sumber: Media Indonesia | Kazakhstan Gagal Padamkan Protes, Delapan Aparat Keamanan Tewas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *