• December 12, 2024 11:31 pm

SATU unit kepolisian yang menyelidiki keluhan penjaga penjara, pada Kamis (25/11) memperbarui penyelidikan kasus Gilboa Affair. Ini menyusul tuduhan terhadap sipir penjara Freddy Ben Sheetrit pada Rabu (24/11) bahwa penjaga wanita dilaporkan menjadi pemuas kebutuhan seksual tahanan Palestina di Penjara Gilboa.

Keputusan itu dibuat setelah Menteri Keamanan Publik Israel Omer Bar Lev menyampaikan surat kepada Jaksa Agung Avichai Mandelblit yang merekomendasikan agar kasus dibuka kembali setelah komite pemerintah yang memeriksa pelarian enam tahanan awal tahun ini mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyelidiki insiden tersebut lebih lanjut. 

Mengikuti Bar Lev, Layanan Penjara Israel (Israel Prison Service/IPS) mengajukan banding ke pengacara negara yang meminta masalah tersebut diselidiki, media Israel melaporkan. “Kami tidak bisa mengabaikan pernyataan seperti itu yang dibuat oleh seorang pejabat senior,” kata penasihat hukum IPS sebagaimana dikutip dari The Jerusalem Post. “Kami meminta pernyataan ini diselidiki oleh fungsi interogasi dan penuntutan yang disetujui.”

Ben Sheetrit, yang bukan sipir ketika dugaan insiden terjadi, membuat pengakuan selama kesaksiannya tentang pelarian enam tahanan keamanan Palestina dari Gilboa pada 6 September. Meskipun insiden seksual pertama kali dilaporkan di media tiga tahun lalu, staf penjara senior belum memberikan kesaksian tentang hal itu sampai Rabu.

“Saya adalah seorang penjaga keamanan (di Penjara Gilboa) dan saya akan benci bekerja di sana,” baca kesaksian anonim yang dibagikan pada saat itu oleh salah satu penjaga. “Saya akan mengatakan bahwa para pria itu melecehkan saya. Pertama kali saya berkata ‘Oke, hal seperti ini bisa terjadi karena kesalahan.’ Tapi untuk kedua kali dan ketiga kali dan keempat kali? Apa yang sedang terjadi? Apa yang terjadi? Dan ketika saya akan pergi dan melaporkan mereka, mereka akan berkata, ‘Jangan memperhatikannya, dia hanya bodoh, dia ada di mana-mana’.”

Tahanan yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap tiga penjaga penjara wanita dalam insiden di atas ialah Fatah Muhammad Atallah yang diadili karena serangan seksual pada Maret tahun ini.

Menjelang pembukaan persidangan, situs berita Israel Walla melaporkan bahwa Kantor Kejaksaan Distrik Utara telah mendekati salah satu wanita yang mengajukan pengaduan dan memintanya untuk, “Menyerahkan kesaksian di pengadilan dan mencapai kesepakatan pembelaan dengan teroris.” Atallah dituduh meminta penjaga penjara wanita tertentu untuk ditempatkan di daeraahnya dalam Penjara Gilboa. Setelah itu dia akan menyerang mereka dan terlibat dalam tindakan seksual dengan mereka di luar kehendak mereka.

Namun kasus terhadap perwira intelijen Rani Basha atas keterlibatannya dalam kejadian itu–dia ditempatkan di Penjara Gilboa pada saat itu–ditutup karena kurangnya bukti tak lama setelah dibuka. “Mereka sengaja menempatkan kami di sana,” kata si penuduh saat itu. “Mereka bahkan akan menempatkan kami di bagian sel Hamas dengan sengaja. Saya memasuki sayap Hamas dan seorang tahanan di kursi roda bertanya kepada sipir yang bersama saya, ‘Mengapa Anda hanya membawanya setiap jam? Dia harus datang ke sini setiap 15 menit.’ Saya pergi dan melaporkannya. Mereka sengaja menempatkan saya di sana.”

Selama kesaksiannya pada Rabu, Ben Sheetrit mengakui bahwa insiden serius di Penjara Gilboa merupakan insiden penjaga penjara. Dia mengatakan, “Tentara wanita wajib diberikan kepada teroris untuk tujuan seksual.”

Liran Levi, yang awalnya melaporkan cerita tersebut, menyebut Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan telah membantu IPS menutupi dan membungkam mucikari para penjaga karena takut cerita itu akan menyebar selama ia sebagai menteri keamanan publik, meskipun Ben Sheetrit tidak menyebutkan dia dalam kesaksiannya.

Hagit Farr, Ketua Gerakan Wanita & Relawan Pekerja Na’amat, menulis surat kepada Kepala Polisi Israel Kobi Shabtai menuntut agar dia membuka kembali penyelidikan tuduhan serius terkait para tahanan yang melecehkan seorang penjaga penjara di Gilboa dengan sepengetahuan dan partisipasi staf IPS.

Selain itu, anggota Knesset termasuk Partai Religius Zionis MK Ofir Sofer telah mengajukan permintaan resmi kepada Ketua Knesset Mickey Levy untuk membentuk komite penyelidikan mengenai perilaku keseluruhan IPS dan para komandannya dalam masalah ini.

Dikutip dari The Times of Israel, Rabu (24/11), Sipir Penjara Gilboa Freddy Ben Shitrit tampaknya mengonfirmasi laporan dari 2018 bahwa tentara wanita dalam Israel Defense Forces (IDF) yang melakukan dinas militer mereka di penjara sebagai penjaga yang dibuat tampil menarik dan dipaksa untuk berhubungan seks dengan tahanan Palestina yang dianggap teroris.

Baca juga: Hamas Peringatkan Dampak Presiden Israel Nyalakan Lilin di Masjid Ibrahimi

Ben Shitrit mengatakan penjara dengan tentara perempun yang tampil menarik itu menyerahkan mereka kepada teroris untuk tujuan seksual. Peristiwa itu diduga terjadi sebelum Ben Shitrit menjabat sebagai komandan di penjara.

Tuduhan itu pertama kali dilaporkan pada 2018 oleh Channel 20 dan dibantah dengan tegas oleh layanan penjara. Ben Shitrit bersaksi di depan panel pemerintah mengenai kegagalan pihaknya yang menyebabkan pembobolan penjara oleh tahanan keamanan Palestina awal tahun ini. (OL-14)


Sumber: Media Indonesia | Penjara Israel Berikan Tentara Wanita Menarik untuk Tahanan Palestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *