RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaksanakan desiminasi bahaya radikal-terorisme kepada warga negara Indonesia (WNI), khususnya pekerja migran Indonesia (PMI) di berbagai negara pemempatan.
Hal itu disampaikan Kepala BNPT Komjen Mohammed Rycko Amelza Daniel dalam kegiatan peningkatan resiliensi WNI khususnya di Hong Kong terhadap radikal-terorisme, Sabtu (9/3) lalu. Menurutnya, upaya menguatkan konsep nilai kebangsaan dan persatuan mereka sesama WNI di luar negeri perlu terus ditingkatkan.
“Perlu menguatkan konsep kebangsaan, persatuan dan kesatuan dan menjaga orang-orang terdekat agar tidak mudah terhasut oleh ajaran kebencian,” ujarnya dalam sebuah keterangan dikutip, Selasa (12/3).
Baca juga : Pendaftaran Seleksi Film Fesbul Lokus 2 Dibuka hingga 12 Maret
Rycko mengingatkan saat ini masih terdapat aktivitas kelompok penganut ideologi kekerasan, terutama dalam hal penggalangan dana dan radikalisasi pada perempuan, anak, dan remaja walaupun tidak terdapat aksi terbuka pada 2023 lalu.
“Tidak terjadi serangan terorisme pada tahun 2023 di Indonesia namun masih terdapat sejumlah penangkapan pelaku terorisme, upaya penggalangan dana untuk operasional jaringan dan meningkatnya radikalisasi terhadap perempuan, anak dan remaja,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto menyampaikan sejumlah hasil penelitian terkait PMI dan jenis kasus yang pernah terjadi kepada PMI di Hong Kong.
Baca juga : Film 1 Cm akan Tayang di Bioskop Mulai 14 Maret
“Ada aktivitas di media sosial, pendanaan hingga berkomitmen untuk melakukan bom bunuh diri di Indonesia,” jelasnya.
Konsul Jenderal KJRI Hong Kong, Yul Edison, menyambut baik upaya BNPT untuk melaksanakan program pencegahan terorisme sebagai upaya peningkatan resiliensi PMI di Hong Kong terhadap radikal-terorisme.
“Kami mendukung program pencegahan terorisme baik offline maupun hybrid, sebagai contoh pada kegiatan welcoming program kepada PMI yang baru datang ke Hong Kong,” katanya.
Baca juga : “Oppenheimer” Karya Nolan Raih Oscar Film Terbaik
Yul juga menyampaikan WNI yang ada di Hong Kong jumlahnya mencapai ratusan ribu orang dengan mayoritas adalah PMI. Para pekerja migran selama ini telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah Hong Kong karena bekerja dengan baik.
Sementara itu, Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen I Ketut Suardana, menyampaikan pentingnya PMI sebagai penyumbang devisa kedua setelah migas untuk dapat berangkat secara prosedural.
“PMI tidak boleh berangkat secara nonprosedural karena rawan menjadi korban TPPO,” ungkapnya.
Di akhir sesi pada kegiatan ini, dilakukan pemutaran film berjudul Pilihan yang diprakarsai oleh Noor Huda Ismail (Ruang Migran) dan diproduseri Ani Ema Susanti. Film tersebut menceritakan kisah persoalan perempuan pekerja migran dan jebakan terorisme di media sosial. (Z-6)
Artikel ini telah dimuat di mediaindonesia.com dengan Judul “Tingkatkan Resiliensi PMI BNPT Ajak Kuatkan Nilai Kebangsaan Persatuan dan Kesatuan” pada 2024-03-12 09:55:25