• February 17, 2025 9:29 am

Forum Santri Jawa Barat Deklarasi Moderasi Beragama Kuatkan Kehidupan Kebhinekaan

RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)

SEKITAR 500 santri yang tergabung dalam Forum Santri Jawa Barat (FSJ) mendeklarasikan Moderasi Beragama sebagai Penguatan Kehidupan Kebhinekaan, yang digelar di Aula Ponpes Nurul Iman, Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.

Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari instansi pemerintah, Forum Komunikasi Umat Beragama, Polda Jabar, Kodam III/Siliwangi, Kejaksaan Tinggi, dan Kanwil Kemenag Jabar.

Hadir juga Tim Ahli FKUB Jawa Barat Ayi Yunus Rusyana dan pegiat sosial Iwan Nuryan, yang juga Direktur LKkPH Neraca Bandung.

Ketua Forum Santri Jawa Barat (FSJ) Mohammad Puad Syafi’i mengatakan penguatan dan pengembangan moderasi beragama memiliki tujuan yang sangat penting. “Selain dalam rangka menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara, juga untuk menciptakan kehidupan yang rukun di antara pemeluk agama atau keyakinan yang berbeda.”

Eskalasi politik Indonesia 2023–2024, tambahnya, menghadapi tantangan terbesar, antara lain politik identitas, intoleransi, radikalisme, mis informasi dan ujaran kebencian. Semua itu muncul pada platform digital yang biasa digunakan oleh masyarakat.

“Mencermati situasi tersebut, para santri harus paham terkait pencegahan praktik politik identitas, propaganda intoleran, radikalisme kelompok beragama dan komodifikasi agama dalam Pemilu 2024,” tegasnya.

Untuk itu, Fuad berharap agar agama jangan dijadikan wilayah politik praktis sehingga tidak memicu terjadinya konflik. Sebab, agama dan hukum harus berjalan sesuai porsinya masing-masing, karena agama mempunyai prinsip adil, sehingga agama tidak boleh dijadikan isu politik.

“Jika tidak mencampur agama dengan politik bisa menciptakan keharmonisasian sosial antar umat beragama. Oleh karena itu perlu untuk menjaga Jawa Barat tetap damai menjelang pemilu 2024,” tandasnya.

Dia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari dan berpolitik diutamakan asas jujur dan terbuka sehingga bisa memberikan informasi yang benar. Berita dan informasi yang diterima bukan hoaks dan tidak berkhianat terkait berpolitik.

“Kita semua harus menjaga kondusivitas Jawa Barat yang aman dan damai tanpa membedakan suku agama dan ras. Jawa Barat milik kita bersama. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk pelaksanaan Pemilu nanti, saya berpesan tidak ada intimidasi, sehingga pemilu bisa berjalan dengan baik aman dan lancar,” tegas Puad Syafi’i.

Dia menyatakan modal dasar dalam menjaga kondusifitas di Jawa Barat adalah kerukunan antar umat beragama, “Para santri siap bekerja sama dengan aparat pemerintahan dan aparat TNI-POLRI berusaha membangun kehidupan yang berkebinekaan mengingat Indonesia adalah negara yang beragam agam, budaya dan sosial.”

Tujuan digelarnya kegiatan ini ialah dalam rangka menyosialisasikan moderasi beragama kalangan santri di seluruh Jawa Barat dalam upaya mewujudkan pemahaman agama yang inklusif, toleran dan damai di tengah pluralitas bangsa. Kegiatan ini juga memberikan pemahaman toleransi, kerukunan dan keberagaman dalam masyarakat yang beragam keyakinan, termasuk menghindari penyalahgunaan isu-isu agama demi kepentingan politik selama Pemilu 2024 Berlangsung.

Dalam deklarasi itu, para santri Jawa Barat menyatakan :

1)Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta meneguhkan komitmen kebangsaan kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
2)Menjunjung tinggi nilai keberagaman yang moderat dan sikap toleransi terhadap sesama umat beragama.
3)Menolak segala bentuk sikap intoleran, kekerasan, ekstremisme, dan radikalisme yang mengatasnamakan agama, serta cinta terhadap perdamaian dan keutuhan NKRI.
4)Menghormati dan menjaga setiap nilai – nilai budaya bangsa dan kearifan lokal, sebagai bagian identitas bersama guna mewujudkan Indonesia yang multikultural.
5)Berkomitmen untuk mempraktikkan moderasi beragama, saling menghormati, dan menerima keberagaman keyakinan dengan rasa hormat dan cinta. (SG)

SEKITAR 500 santri yang tergabung dalam Forum Santri Jawa Barat (FSJ) mendeklarasikan Moderasi Beragama sebagai Penguatan Kehidupan Kebhinekaan, yang digelar di Aula Ponpes Nurul Iman, Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.

Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari instansi pemerintah, Forum Komunikasi Umat Beragama, Polda Jabar, Kodam  III/Siliwangi, Kejaksaan Tinggi, dan Kanwil Kemenag Jabar.

Hadir juga Tim Ahli FKUB Jawa Barat Ayi Yunus Rusyana dan pegiat sosial Iwan Nuryan, yang juga Direktur LKkPH Neraca Bandung.

Ketua Forum Santri Jawa Barat (FSJ) Mohammad Puad Syafi’i mengatakan  penguatan dan pengembangan moderasi beragama memiliki tujuan yang sangat penting. “Selain dalam rangka menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara, juga untuk menciptakan kehidupan yang rukun di antara pemeluk agama atau keyakinan yang berbeda.”

Eskalasi politik Indonesia 2023–2024, tambahnya, menghadapi tantangan terbesar, antara lain politik identitas, intoleransi, radikalisme, mis informasi dan ujaran kebencian. Semua itu muncul pada platform digital yang biasa digunakan oleh masyarakat.

“Mencermati situasi tersebut, para santri harus paham terkait pencegahan  praktik politik identitas, propaganda intoleran, radikalisme kelompok beragama dan komodifikasi agama dalam Pemilu 2024,” tegasnya.

Untuk itu, Fuad berharap  agar agama jangan dijadikan wilayah politik praktis sehingga tidak memicu terjadinya konflik. Sebab, agama dan hukum harus berjalan sesuai porsinya masing-masing, karena agama mempunyai prinsip adil, sehingga agama tidak boleh dijadikan isu politik.

“Jika tidak mencampur agama dengan politik bisa menciptakan keharmonisasian sosial antar umat beragama. Oleh karena itu perlu untuk menjaga Jawa Barat tetap damai menjelang pemilu 2024,” tandasnya.

Dia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari dan berpolitik diutamakan asas jujur dan terbuka sehingga bisa memberikan informasi yang benar. Berita dan informasi yang diterima bukan hoaks dan tidak berkhianat terkait berpolitik.

“Kita semua harus menjaga kondusivitas Jawa Barat yang aman dan damai tanpa membedakan suku agama dan ras. Jawa Barat milik kita bersama. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk pelaksanaan Pemilu nanti, saya berpesan tidak ada intimidasi, sehingga pemilu bisa berjalan dengan baik aman dan lancar,” tegas Puad Syafi’i.

Dia menyatakan modal dasar dalam menjaga kondusifitas di Jawa Barat adalah kerukunan antar umat beragama, “Para santri siap  bekerja sama dengan aparat pemerintahan dan aparat TNI-POLRI berusaha membangun kehidupan yang berkebinekaan mengingat Indonesia adalah negara yang beragam agam, budaya dan sosial.”

Tujuan digelarnya kegiatan ini ialah dalam rangka menyosialisasikan moderasi beragama kalangan santri di seluruh Jawa Barat dalam upaya mewujudkan pemahaman agama yang inklusif, toleran dan damai di tengah pluralitas bangsa. Kegiatan ini juga memberikan  pemahaman toleransi, kerukunan dan keberagaman dalam masyarakat yang beragam keyakinan, termasuk menghindari penyalahgunaan isu-isu agama demi kepentingan politik selama Pemilu 2024 Berlangsung.

Dalam deklarasi itu, para santri Jawa Barat menyatakan :

1)Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta meneguhkan komitmen kebangsaan kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.

2)Menjunjung tinggi nilai keberagaman yang moderat dan sikap toleransi terhadap sesama umat beragama.

3)Menolak segala bentuk sikap intoleran, kekerasan, ekstremisme, dan radikalisme yang mengatasnamakan agama, serta cinta terhadap perdamaian dan keutuhan NKRI.

4)Menghormati dan menjaga setiap nilai – nilai budaya bangsa dan kearifan lokal, sebagai bagian identitas bersama guna mewujudkan Indonesia yang  multikultural.

5)Berkomitmen untuk mempraktikkan moderasi beragama, saling menghormati, dan menerima keberagaman keyakinan dengan rasa hormat dan cinta. (SG)

Artikel ini telah dimuat di mediaindonesia.com dengan Judul “Forum Santri Jawa Barat Deklarasi Moderasi Beragama Kuatkan Kehidupan Kebhinekaan” pada 2023-12-08 15:57:42

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *