RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menceritakan kembali saat menjadi salah satu target kelompok teroris pada 1999 silam.
Tito bahkan menyebut dirinya termasuk salah satu sasaran utama kelompok teroris. Saat itu, Tito sudah menjadi anggota kepolisian dan menangani terorisme.
“Saya tahun 1999 and I am one of their primary target,” kata Tito dalam podcast Sekretariat Kabinet yang disiarkan di Youtube pada 25 Februari lalu.
Tito mengatakan Wiranto pun termasuk dalam daftar nama sasaran teroris seperti dirinya. Pada momen itu, Wiranto masih menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata berpangkat Jenderal.
“Saya sudah ingatkan Pak Wiranto waktu itu. Bapak ditarget, saya ditarget bla bla bla. Ada beberapa lagi saya enggak mau sebut,” ucapnya.
Setelah itu, Tito mengaku berbincang dengan Wiranto. Tito menawari pengawalan khusus kepada Wiranto demi keamanan.
Akan tetapi, Wiranto menolak karena merasa sudah memiliki pengawalan yang cukup.
Tito juga menyebut Mantan Kepala Densus 88 Polri Gories Mere pun termasuk nama yang menjadi sasaran utama kelompok teroris.
“Saya tahu Pak Gories Mere ditargetkan dengan bom buku, yang meledak di daerah Matraman yang kena akhirnya kasatsersenya,” kata Tito.
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Mantan Panglima TNI Wiranto pernah menjadi sasaran utama kelompok teroris pada 1999 silam
|
Ogah aktif di medsos
Berkaitan dengan riwayatnya yang menjadi sasaran teroris, Tito memutuskan untuk tidak aktif di media sosial.
Tito menyebut segala hal tentang dirinya jadi diketahui jika aktif di media sosial. Dia mengatakan itu bisa membahayakan keselamatan.
“Dari media sosial itu, dia sukanya apa, suka kegiatannya apa, ngefansnya sama siapa, tempat makan yang dia suka di mana, kemudian dia hobinya hobi apa, di mana tempat menyalurkan hobinya, sering tidurnya jam berapa, bangunnya jam berapa, teman-temannya siapa,” kata dia.
“Saya enggak mau membuat sosial media karena saya enggak mau hidup saya terbaca oleh mereka,” sambungnya.
Menurut Tito, tidak aktif di media sosial merupakan konsekuensi sejak aktif menjadi anggota Polri yang menangani terorisme.
Dia merasa harus menjaga keselamatan dengan merahasiakan banyak hal agar tidak diketahui oleh kelompok yang mengincarnya.
“Saya juga tahu saya ditarget, karena saya tahu, kalau kita aktif di medsos di Instagram, Twitter, aktivitas kita terbaca, pola hidup kita bisa terbaca,” ucap Tito.
Meski demikian, dia tidak melarang masyarakat untuk menggunakan media sosial. Tito menyebut banyak hal positif dari media sosial.
Bisa untuk mengembangkan bisnis atau karir, saling berbagi hal baik dan seterusnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahgunakan media sosial.
“Tapi jangan gunakan media sosial untuk committing crimes, seperti fraud, cyber crimes, drug dealer. Dan tadi hati-hati jangan sampai menyampaikan pesan-pesan yang belum jelas atau fake, hoax,” kata Tito.
(bmw)
[Gambas:Video CNN]
Artikel ini telah dimuat di www.cnnindonesia.com dengan Judul “Tito Karnavian: Saya Target Utama Teroris 1999, Pak Wiranto Juga” pada 2023-03-08 06:08:42