• April 20, 2024 9:45 am

Berpikir Kritis Menerima Informasi di Dunia Digital

Masyarakat Indonesia dipandang belum secara baik dalam mengamankan aktivitas digitalnya. Seperti dalam memfilter informasi sebelum disebarkan, setiap pengguna perlu mengetahui ciri-ciri berita bohong atau hoaks yang bisa menjadi upaya untuk kesalahan informasi. Termasuk pengaruh dari paham radikalisme dan terorisme.

“Dari sisi literasi digital indeks literasi Indonesia masih dalam kategori sedang dengan skor 3,49 meskipun dari tahun kemarin sudah ada peningkatan, salah satunya dengan adanya edukasi literasi digital,” kata Anggota Tular Nalar Guru Lansia dan Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Astin Meiningsih di Blitar, Jawa Timur pada Selasa (26/7).

Cepatnya arus informasi berkaitan dengan kemajuan teknologi di mana tidak ada batasan waktu, tempat dalam mengakses informasi dan berkomunikasi tanpa memandang latar belakang ekonomi dan pendidikan. Semua orang lebih mudah berekspresi, mengeluarkan pendapat, ide, gagasan, kritik dan saran.

Namun setiap pengguna media digital sebaiknya mengecek fakta dulu sebelum membagikan informasi. “Ini sebagai wujud aktualisasi nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika saat berinteraksi di ruang digital,” katanya lagi.

Dia pun mengajak agar selalu berpikir kritis dan tidak terprovokasi hasutan. Masyarakat harus berpartisipasi dan berkolaborasi mencegah radikalisme dan terorisme untuk menjaga kedaulatan bangsa melalui edukasi literasi digital. (OL-12)

 


Sumber: Media Indonesia | Berpikir Kritis Menerima Informasi di Dunia Digital

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *