• March 29, 2024 6:38 pm

GUBERNUR Donetsk Pavlo Kyrylenko meminta 350 ribu warganya untuk mengungsi. Pasalnya Rusia sedang menjadikan daerah ini sasaran utama setelah mendeklarasikan penguasaan Luhansk.

“Nasib seluruh negara akan ditentukan oleh wilayah Donetsk. Semakin sedikit sipil, kami dapat lebih berkonsentrasi pada musuh kami dan melakukan tugas utama,” katanya.

Ia mengatakan target utama Rusia di Donetsk menyerang kota Sloviansk dan Kramatorsk. Sebab kedua kota itu merupakan jantung dari wilayah Donetsk.

Kryrylenko menambahkan bahwa kondisi saat ini sulit diprediksi. Proses evakuasi terganggu serangan intensif serdadu Rusia.

“Penembakan dilakukan Rusia membuat kacau dan tanpa target yang jelas. Mereka hanya ingin menghancurkan infrastruktur sipil dan daerah pemukiman,” ujarnya.

Seruan evakuasi dari Kryrylenko dilontarkan satu hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di Luhansk. Donetsk dan Luhansk menjadi target utama Rusia.

Sloviansk dan Kramatorsk

Setelah menguasai Lysychansk, benteng terakhir perlawanan Ukraina di Luhansk, pasukan Rusia menyerang Sloviansk dan Kramatorsk. Serdadu Kremlin menyerang pasar dan daerah pemukiman di Sloviansk yang menewaskan dua orang dan melukai tujuh orang, kata pejabat setempat.

Sebelumnya, Kyrylenko mengatakan Sloviansk dan Kramatorsk di dekatnya mengalami serangan berat. “Rusia sekali lagi dengan sengaja menargetkan tempat warga sipil berkumpul,” tulis Kyrylenko dalam sebuah posting Facebook.

“Ini benar-benar terorisme. Tidak ada tempat yang aman tanpa penembakan di wilayah Donetsk,” tambahnya.

Sementara legislatif Rusia menuduh sebaliknya, Ukraina menjadi sarang teroris. Disinyalir penguasaan Donetsk tidak mudah, Rusia pun merancang dua undang-undang untuk menambah anggaran militernya.

Presiden Rusia Vladimir Putin meminta prajuritnya yang telah melumpuhkan Luhansk beristirahat. Beberapa waktu ke depan mereka akan diminta membantu untuk mengepung Donetsk.

Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Arestovych, mengatakan perebutan Lysychansk dan Severodonetsk menimbulkan kerugian besar bagi Rusia.

“Ini adalah kemenangan terakhir bagi Rusia di wilayah Ukraina,” kata Arestovych dalam sebuah video.

Beberapa pakar militer menganggap penguasaan Luhansk tidak memberikan pengaruh besar bagi Rusia. “Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia tetapi dengan biaya yang sangat besar,” kata Neil Melvin dari think tank RUSI di London.

Melvin mengatakan pertempuran yang menentukan untuk Ukraina kemungkinan akan terjadi bukan di timur tetapi di selatan. Sebab Kyiv telah memulai serangan balasan untuk merebut kembali wilayah di sekitar kota Kherson.

Mykola Sunhurovskyi dari Razumkov Centre, sebuah think tank yang berbasis di Kyiv, memperkirakan pasokan senjata berat dari negara-negara Barat dapat memukul Rusia. “Pasokan senjata akan memungkinkan Ukraina untuk memulai serangan balasan di selatan dan berjuang untuk merebut Kherson dan kota-kota lain,” kata Sunhurovsky.

Serangan dari pasukan Rusia 10 kali lebih banyak dari Ukraina. “Secara keseluruhan, keseimbangan militer lokal di Donbas menguntungkan Rusia, tetapi tren jangka panjang masih menguntungkan Ukraina,” tulis Michael Kofman, pakar militer Rusia dan direktur program di think tank CNA yang berbasis di Virginia.

“Namun, perkiraan itu bergantung pada bantuan militer Barat yang berkelanjutan, dan tidak selalu memprediksi hasil. Ini kemungkinan akan menjadi perang yang berlarut-larut,” pungkasnya. (Aljazeera/OL-13)

Baca Juga: AS Tak Tuntut Israel atas Pembunuhan Jurnalis Abu Akleh, Alasannya Sepele

Baca Juga: ICW Nilai Lili Pintauli tidak Menghargai Dewas KPK


Sumber: Media Indonesia | Ukraina Evakuasi Warga Donetsk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *