• April 27, 2024 8:19 am

Anggota Parlemen Israel Keluar dari Koalisi, Kekuasaan Bennett Terancam

SEORANG anggota kunci dari Partai Yamina pimpinan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pada Rabu (6/4) bahwa dia akan meninggalkan pemerintahan koalisinya. Ini langkah mengejutkan yang membuat koalisi Bennett tidak menjadi mayoritas parlemen.

Pengumuman Idit Silman itu membuat koalisi Bennett, aliansi partai-partai mulai dari sayap kanan Yahudi, Israel moderat, hingga partai Muslim Arab, memmiliki 60 kursi. Ini sama dengan oposisi.

Meskipun pembelotan Silman tidak berarti jatuhnya koalisi, itu meningkatkan momok potensi kembalinya pemimpin veteran Benjamin Netanyahu berkuasa. Jika terjadi, ini berarti kurang dari setahun setelah ia kehilangan jabatan perdana menteri ke Bennett.

“Saya mencoba jalan persatuan. Saya bekerja keras untuk koalisi ini,” kata Silman, seorang konservatif agama yang menjabat sebagai ketua koalisi, dalam suatu pernyataan. “Sayangnya, saya tidak dapat mengambil bagian dalam menyelaraskan identitas Yahudi Israel.”

Pada Senin (4/4), Silman mengecam Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz, setelah dia menginstruksikan rumah sakit untuk mengizinkan produk roti beragi ke fasilitas mereka selama liburan Paskah mendatang. Ini sejalan dengan keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini yang membatalkan larangan selama bertahun-tahun itu. Tradisi Yahudi melarang roti beragi dari domain publik selama Paskah.

“Saya mengakhiri keanggotaan koalisi saya dan akan mencoba terus membujuk teman-teman saya untuk kembali ke rumah dan membentuk pemerintahan sayap kanan,” kata Silman. “Saya tahu saya bukan satu-satunya yang merasa seperti ini.”

Koalisi Bennett dapat terus berkuasa dengan 60 kursi, meskipun dengan kesulitan meloloskan undang-undang baru.

Namun, jika anggota koalisi lain membelot, Knesset dapat mengadakan mosi tidak percaya dan memimpin Israel kembali ke tempat pemungutan suara untuk pemilihan parlemen kelima dalam empat tahun.

Analis politik Dahlia Scheindlin mengatakan kepada AFP bahwa jika Silman, “Orang pertama yang benar-benar bersiap untuk menjatuhkan pemerintah, dia melakukannya dari tempat meyakinkan. Dia religius dan saya pikir kita semua meremehkan kekuatan teologi.”

Baca juga: ISIS bakal Menjadi Musuh Baru Israel?

Dalam surat pengunduran diri resmi yang ditujukan kepada Bennett, Silman mengatakan, “Kita harus mengakui bahwa kita telah mencoba. Sudah waktunya untuk menghitung ulang dan mencoba membentuk pemerintah nasional, Yahudi, Zionis.”

Tidak ada komentar langsung dari Bennett. Partai Yaminanya telah mengalami banyak perpecahan dan pembelotan sejak didirikan pada 2019.

Media Israel melaporkan bahwa Bennett mengadakan partainya di tengah kekhawatiran akan lebih banyak pembelotan. Yamina kini hanya memiliki lima dari 120 kursi parlemen.

Sambut Netanyahu

Setelah pengumuman tersebut, Silman dipeluk oleh politisi sayap kanan yang telah menyerangnya tanpa henti sejak dia mengikuti Bennett dalam koalisi pemerintahan tahun lalu karena mengingkari janji kampanye. “Idit, Anda merupakan bukti bahwa yang memandu Anda adalah kepedulian terhadap identitas Yahudi Israel, kepedulian terhadap tanah Israel, dan saya menyambut Anda kembali ke kamp nasional,” kata pemimpin oposisi Netanyahu dalam suatu rekaman video.

“Saya menyerukan siapa pun yang terpilih dengan suara dari kubu nasional untuk bergabung dengan Idit dan kembali ke rumah, Anda akan diterima dengan segala hormat dan tangan terbuka,” tambah mantan perdana menteri sayap kanan itu. Netanyahu, perdana menteri terlama Israel, yang menjabat dari 1996 hingga 1999 dan lagi dari 2009 hingga Juni, telah berjanji memainkan peran oposisi terhadap pemerintah Bennett yang mengakhiri tahun-tahun kekuasaannya.

Pada sesi khusus Knesset, yang saat ini sedang reses, Netanyahu mengatakan, “Ada pemerintahan yang lemah dan pincang di Israel hari ini. Hari-harinya sudah dihitung.”

Baca juga: Menhan Israel Telepon Presiden Palestina Harap Ramadan Bawa Damai

Knesset akan berkumpul kembali pada 8 Mei untuk melanjutkan pekerjaan legislatifnya. Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu memikat Silman dengan menjanjikannya menteri kesehatan jika dia menjadi perdana menteri lagi.

Untuk membentuk koalisinya sendiri tanpa pemilihan baru, Netanyahu akan membutuhkan dukungan dari setidaknya 61 anggota parlemen, yang saat ini tidak ia miliki. Bezalel Smotrich dari partai Religius Zionisme, yang pernah menjadi mitra politik Bennett, menyatakan penghargaannya kepada Silman atas keberaniannya untuk melakukan langkah sulit dan memperkirakan koalisi yang berkuasa tidak akan bertahan dari pembelotannya. “Ini awal dari akhir sayap kiri, pemerintah non-Zionis Bennett, dan Gerakan Islamis,” tulisnya di Twitter. (AFP/OL-14)


Sumber: Media Indonesia | Anggota Parlemen Israel Keluar dari Koalisi, Kekuasaan Bennett Terancam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *