Jakarta, CNN Indonesia —
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) menilai, status hukum yang pernah menjerat eks Sekretaris Umum FPI Munarman menjadi hal yang memberatkan dalam pemberian vonis Munarman dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme.
Hal itu menjadi salah satu poin yang memberatkan sehingga hakim menjatuhkan vonis 3 tahun penjara kepada Munarman dalam kasus tersebut.
“Hal-hal memberatkan, terdakwa [Munarman] sudah pernah menjalani hukuman penjara,” ujar Ketua Majelis Hakim di ruang sidang utama PN Jaktim, Rabu (6/4).
Diketahui, Munarman pernah menjalani hukuman penjara usai divonis bersalah oleh Majelis Hakim PN Jakarta Pusat pada 2008 silam. Kala itu, Munarman dinilai terbukti bersalah dan terlibat dalam kerusuhan di Monas.
Saat itu, tepat di hari kelahiran Pancasila, Munarman bersama anggota FPI lainnya diduga menyerang Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Peristiwa ini kemudian dikenal Insiden Monas. Akibatnya, 12 anggota AKKBB terluka.
Hal memberatkan lainnya, Munarman dinilai tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana terorisme di Indonesia.
Selain hal memberatkan, hakim turut mempertimbangkan keadaan meringankan dalam menjatuhkan putusan. Yakni kondisi Munarman yang dinilai menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Sebelumnya, Majelis Hakim PN Jaktim telah menjatuhkan vonis 3 tahun kurungan penjara bagi Munarman dalam kasus dugaan tindak pidana terorisme.
Hakim menilai Munarman telah berhubungan dengan organisasi teroris dan dengan sengaja menyebarkan ucapan yang menghasut orang melakukan tindakan bisa mengakibatkan tindak pidana terorisme. Hal tersebut sesuai dengan dakwaan ketiga.
Vonis yang dijatuhkan hakim tersebut diketahui lebih rendah dari tuntutan Jaksa. Sebagai informasi, Jaksa menuntut Munarman dijatuhi hukuman 8 tahun penjara.
(tfq/gil)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: CNN Indonesia | Hakim Soal Hal Memberatkan Vonis Munarman: Pernah Dihukum Penjara