PEREKONOMIAN Palestina perlu mempercepat transformasi digitalnya. Bank Dunia mengatakan itu dalam laporannya yang diterbitkan Rabu (9/2). Ia mendesak reformasi kelembagaan dan menuding pembatasan Israel.
Dekade terakhir telah melihat kemajuan dalam akses internet serta pengembangan bisnis dan platform digital di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel, kata laporan itu. Namun, “Masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan ekosistem inovasi yang diterjemahkan ke dalam pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja,” tambahnya.
Bank Dunia mengatakan hanya sekitar sepertiga perusahaan di wilayah Palestina yang memiliki situs web mereka sendiri dibandingkan dengan rata-rata setengahnya di Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2019. Selain itu, hanya 14% orang dewasa yang melakukan atau menerima pembayaran digital, menurut data 2017.
Laporan tersebut menyerukan persaingan yang lebih kuat dengan Palestina mengembangkan dan memperbarui undang-undang, termasuk tentang transaksi elektronik dan keamanan siber. Di sisi lain, Palestina perlu meningkatkan koordinasi kelembagaan.
Baca juga: Pasukan Israel Tembaki Tiga Warga Palestina yang Dituduh Teroris
“Transformasi digital penuh dalam ekonomi akan membutuhkan reformasi kebijakan internal dan sumber daya keuangan oleh Otoritas Palestina,” imbuh pernyataan itu. Laporan itu mendesak pula Otoritas Palestina untuk meningkatkan ketersediaan layanan publik secara online atau daring.
Pembatasan Israel, termasuk pada impor teknologi dan alokasi spektrum, “Telah menjadi hambatan utama untuk pembentukan infrastruktur digital, konektivitas, dan akses broadband berkecepatan tinggi,” kata Bank Dunia. Dikatakan bahwa bandwidth terbatas pada 2G di Gaza dan 3G di Tepi Barat saat Israel bergerak menuju 5G.
“Memperkuat ekonomi digital Palestina akan membutuhkan resolusi politik yang berkelanjutan dengan pemerintah Israel untuk menghapus pembatasan saat ini,” tambah pernyataan itu. Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, Kanthan Shankar, mengatakan bahwa berinvestasi dalam ekonomi digital Palestina lebih penting dari sebelumnya.
Baca juga: PriceRunner Swedia Gugat Google Sebesar Rp34,5 Triliun
“Banyak bisnis Palestina telah pindah ke saluran online selama pandemi virus korona,” katanya. Sekitar 2,9 juta orang Palestina tinggal di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh tentara Israel sejak Perang Enam Hari 1967.
Jalur Gaza yang miskin, yang berada di bawah blokade Israel, merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta lainnya. Pengangguran mencapai 16,9% di Tepi Barat pada kuartal kedua 2021 dan 44,7% di Gaza, menurut laporan itu. (AFP/OL-14)