Eks Petinggi Polda Sumut Akui Pernah Bantu Logistik Seminar Munarman

Saksi berinisial H mengaku memberikan dukungan logistik dalam seminar di UIN Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 5 April 2015 silam yang dihadiri terdakwa kasus terorisme yang juga eks Sekretaris Umum FPI Munarman.

Saat itu, H merupakan salah satu direktur di jajaran Polda Sumatera Utara dan ikut terlibat memberikan materi kepada para peserta seminar tersebut.

“Bapak yakin itu [bantuan makanan] sampai ke peserta?” tanya jaksa penuntut umum (JPU) saat sidang di PN Jakarta Timur, Senin (7/2).

“Kami yang membagikan, saya sendiri yang membagikan snack, nasi kotak. Nasi kotak untuk makan siang, karena adik-adik [mahasiswa] perlu makan,” jawab H menjawab pertanyaan JPU.

Mulanya, logistik berupa nasi kotak dan snack itu merupakan hasil kesepakatan antara Polda Sumut dengan panitia penyelenggara seminar. H mengaku sokongan tersebut diketahui oleh Kapolda Sumut saat itu.

“Apakah bantuan untuk seminar itu, sepengetahuan Kapolda [Sumut]?” tanya jaksa kepada H.

“Pasti kami laporkan. Setiap langkah kegiatan kami laporkan [ke Kapolda],” tutur H.

Setelah itu, jaksa menanyakan alasan H dan anggota Polda Sumut lain tidak menangkap peserta baiat dalam seminar. Menurut saksi H, anggotanya tidak memiliki kewenangan untuk menangkap.

“Sepanjang mereka tidak melakukan aksi yang anarkis dan berdampak pada masyarakat umum, itu kami lakukan pembinaan secara preemtif [mengajak]. Karena kalau represif bukan tugas kami,” papar saksi H.

Tak hanya itu, saksi H mengakui alasan ia mengikuti seminar tersebut karena pada saat itu ISIS belum berkembang dan menguat. Apalagi, ia juga ditanya oleh Munarman mengenai sikapnya terhadap adanya gerakan ISIS di Indonesia.

“Ya saya hanya diam [saat ditanya Munarman]. Karena saat itu ISIS tidak begitu [besar] 2015 baru-baru mulainya. Jadi [saya] anggap sebuah pertanyaan ini hal-hal yang biasa,” kata dia.

“Dari face language itu bisa kita keliatan bapak [Munarman], ada tiga yang bisa saya lihat terhadap diri seseorang yang betul-betul serius. Pertama adalah suaranya; kedua tutur katanya; dan ketiga sistematikanya cara menyampaikan dan sebagainya,” jelas H.

(cfd/bmw)

[Gambas:Video CNN]