BADAN Penelitan Pusat (Balitpus) PDI Perjuangan menggelar silaturahmi awal tahun baru dan doa bersama menjelang keberangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Tunisia, Zuhairi Misrawi, Jumat (7/10) malam.
Agenda silaturahmi awal tahun baru dan doa bersama dihadiri Zuhairi Misrawi, selaku Dubes RI untuk Tunisia, Kepala Balitpus Heri Akhmadi sekaligus Dubes Jepang yang hadir melalui Zoom Meeting,
Turut hadir pula Deputi Pemerintahan Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Hanjaya, dan Sekretaris Balitpus PDI Perjuangan Lukita Tuwo, Bendaraha Balitpus PDI Perjuangan, Sonny Kusuma dan Sekjen DPP Taruna Merah Putih Restu Hapsari serta kader-kader muda PDI Perjuangan.
Dalam keterangan pers, Sabtu (8/1), Heri Akhmadi mengucapkan selamat kepada Zuhairi Misrawi atas tugas dan amanah baru yang diberikan oleh negara kepadanya.
Selaku Dubes Jepang, Hari Akhmadi menyampaikan mengenai apa yang menjadi kehendak negara untuk direalisasikan dalam konteks kerja sama antarnegara, isu-isu strategis seperti lingkungan, hak asaai manusia, teknologi dan termasuk ideologi Pancasila.
“Sebagai negara yang besar, sebagai bangsa yang besar, kita harus menegaskan di hadapan forum-forum internasional, bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan yang tidak dapat dimiliki oleh bangsa lain di dunia, yakni Pancasila, ideologi bangsa yang menjadi pijakan bagi bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Dubes RI untuk Jepang itu juga mengharapkan kepada Zuhairi Misrawi agar ke depannya, pesan-pesan kebangsaan, nilai-nilai ke-Indonesiaan terutama toleransi, keadilan, persatuan dan kesatuan terus ditawarkan kepada rakyat Tunisia agar dapat meminimalisir gerakan paham-paham radikalisasi dan terorisme di dunia.
Selain itu, Sekretaris Balitpus PDI Perjuangan Lukita Tuwo menyampaikan, apa yang menjadi kegelisahan dunia saat ini dengan beragam persoalan dan dinamikanya, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memperjuangkan kepentingan umum di forum global.
“Kami berharap, Mas Zuhairi Misrawi dapat memberikan yang terbaik bagi Tanah Air kita tercinta,” ungkap Lukita.
Hal senada diungkapkan Zuhairi Misrawi yang beberapa hari ke depan angkat berangkat menuju Tunisia.
Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) dan anggota Dewan Ahli Balitpus PDI Perjuangan itu menegaskan, bahwa apa yang diembannya saat ini (Dubes RI untuk Tunisia) merupakan perjalanan dan proses yang panjang.
“Saya ucapkan terima kasih banyak atas segala doa dan dukungan dari para senior partai, dan para kader PDI Perjuangan, tentu hal ini merupakan bagian dari proses panjang selama berdinamika di PDI Perjuangan, yang kemudian Presiden kita Pak Jokowi memberikan tugas dan tanggung jawab kepada saya sebagai Dubes di Tunisia,” ucapnya.
Pria yang kerap disapa Gus Mis itu melanjutkan, bahwa ke depan, penamaan nilai-nilai ideologis akan terus diwartakan dan ditawarkannya kepada forum-forum internasional, khsususnya di Tunisia.
“Agar masyarakat Tunisia dapat belajar dan memahami nilai-nilai Pancasila, toleransi, dan penghargaan terhadap nilai-nilai kebangsaan,” katanya.
“Saya pikir pekerjaan saya adalah memperjuangkan apa yang menjadi cita-cita Bung Karno. Secara historis, kita memiliki kedekatan dan jalinan kerja sama dengan Tunisia sejak Zaman Bung Karno,” ucapnya.
“Jadi, hal ini akan memudahkan saya untuk mengenalkan Pancasila sebagai ideologi alternatif dunia saat ini. Saya berharap para kader PDI Perjuangan terus mendoakan apa yang menjadi harapan bersama,” uja Misrawi.
Sementara itu, Sekjen DPP Taruna Merah Putih Restu Hapsari mengatakan, dubes menjadi posisi yang sangat strategis untuk menyebarkan pesan-pesan ideologis Pancasila dan sekaligus meningkatkan peran diplomasi kebangsaan dan kebudayaan serta semakin menggaungkan Indonesia di dunia internasional.
“Indonesia akan semakin besar dan bergaung di dunia internasional salah satunya karena peran para dubes yang menjadi corong diplomasi ideologi Pancasila, kebangsaan dan kebudayaan,” tegas Restu. (RO/OL-09)