RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)
Jakarta, CNN Indonesia —
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan tidak ada keterlibatan orang tua dalam rencana bom bunuh diri di Batu, Malang, Jawa Timur. Pelaku sudah ditangkap polisi pada Rabu (31/7) malam.
Pelaku, HOK, merupakan remaja berusia 19 tahun dan disebut sebagai simpatisan Daulah Islamiyah. Sehingga, orang tua HOK dimintai keterangan oleh polisi.
“Tidak ada bahan peledak atau bom yang dibawa oleh orang tua tersangka,” kata Aswin dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (3/8).
“Jadi orang tua tersebut saat ini masih dimintai keterangan untuk mendalami profil dari tersangka dan kasus ini tersendiri.”
Sementara itu, HOK disebut membeli semua bahan peledak secara daring. Dia juga menggunakan uang sendiri yang sengaja ditabung dari uang jajan yang diberikan orang tuanya.
[Gambas:Video CNN]
Semua bahan peledak itu dibeli melalui situs jual beli online. HOK juga mempelajari cara membuat bom dari berbagai situs ataulaman di internet.
“Kemudian yang bersangkutan juga mendapatkan informasi-informasi dari media sosil, sehingga muncul perasaan ingin melakukan bom bunuh diri tersebut,” katanya.
HOK ditangkap pada Rabu (31/7) di daerah Batu, Malang, Jawa Timur malam hari. Saat ditangkap, HOK kedapatan sedang berusaha membuang semua bahan-bahan peledak yang dia kumpulkan atau sedang berusaha membuang barang bukti.
Ia disebut berbaitan kepada Daulah Islamiyah ISIS dan melakukan baiat secara daring.
Densus 88 Antiteror Polri memastikan rencana teror yang hendak dilakukan tersangka teroris HOK (19) di Batu, Malang, Jawa Timur, tidak terkait agenda kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September.
(tst/chri)
Artikel ini telah dimuat di www.cnnindonesia.com dengan Judul “Orang Tua Terduga Teroris Malang Disebut Tak Ikut Bawa Bahan Peledak” pada 2024-08-03 11:10:11