• May 4, 2024 1:41 am

Bunuh Diri Mencuat Akibat Negara Abai

Bunuh Diri Mencuat Akibat Negara Abai

RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)

Acara Hot Room Metro TV(Metro Tv)

AHLI kriminologi dari Universitas Indonesia Muhammad Mustofa menilai negara abai dengan mencuatnya kasus bunuh diri. Pendidikan anti-bunuh juga nihil ditanamkan negara kepada setiap warganya.

“Penyebab kasus bunuh diri karena kegagalan negara dan masyarakat memastikan ada warganya menghadapi masalah yang kemudian bunuh diri. Banyak informasi yang lebih mendorong saat menghadapi masalah lalu bunuh diri,” katanya di acara Hot Room Bertajuk Masalah Ekonomi, Berakhir Bunuh Diri?, yang disiarkan langsung MetroTV, pada Rabu (13/3).

Pada kesempatan yang dipandu Advokat Senior Hotman Paris Hutapea ini dihadiri juga oleh Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, Owner Rumah Konseling Muhammad Iqbal, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Mental (Puskmental) Indonesia Syukri Pulungan dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah.

Baca juga : Cegah Kekerasan Seksual di Kampus, Kemendikbud Tekankan Pola Asuh Orang Tua

Mustofa menambahkan negara juga abai dalam mengantisipasi kepala keluarga yang mengajak bunuh diri ketika menghadapi masalah. Negara membiarkan masyarakatnya dicekoki informasi juga tontonan mengakhiri hidup saat menghadapi masalah.

“Sinetron lebih banyak mengajarkan rebutan waris, selingkuh dan lainnya. Harusnya di counter dengan pendidikan yang mengajarkan membangun keluarga sejahtera dan mengatasi masalah yang anti-sosial,” jelasnya.

Ia mengatakan Emile Durkheim, tokoh sosiologi klasik yang terkenal dengan teori bunuh dirinya, dalam bukunya Suicide, mengemukakan dengan jelas bahwa tiga hal yang menjadi penyebab bunuh diri. Pertama egoistik seperti merasa malu saat gagal, kedua anomik seperti patah hati, dan altruistik yang mementingkan kepentingan lebih besar seperti bunuh diri ala teroris.

Baca juga : Pemahaman dan Pengamalan Nilai-nilai Agama Cegah Bunuh Diri

“Paling banyak bunuh diri berkaitan dengan psikologis. Karena paling banyak di Jawa Tengah di Gunung Kidul dengan 356 kasus, akibat banyak orang tua yang merasa kesepian,” ungkapnya.

Negara paling bertanggung jawab atas terjadinya kasus bunuh diri. Tetapi pencegahannya negara mesti melibatkan semua sektor. Tokoh agama, masyarakat dan lainnya dapat dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat dalam menghadapi masalah.

“Sebetulnya kalau alternatifnya banyak untuk curhat seperti lewat 119, pendamping oleh ketua RT, hingga tokoh agama,” tutupnya. (Z-8)

 

 

Artikel ini telah dimuat di mediaindonesia.com dengan Judul “Bunuh Diri Mencuat Akibat Negara Abai” pada 2024-03-13 23:50:14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *