RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)
Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono merasa heran dirinya masih diseret-seret soal Pondok Pesantren Al Zaytun yang tengah ramai diperbincangkan karena kontroversinya.
Hendropriyono menegaskan dirinya saat ini sudah tidak berada di jajaran pemerintahan atau di luar panggung. Namun, dirinya masih ditunjuk-tunjuk memegang pesantren tersebut.
“Kalau saya kan sudah orang zaman dulu, saya udah di luar panggung ya. Begini saja saya masih ditunjuk-tunjuk pegang Al Zaytun. Itu kan zaman 22 tahun yang lalu. 22 tahun yang lalu. Ini kan namanya sudah juga perang psikologi ini. Ini diputar-putar,” ujar Hendropriyono saat ditemui usai peluncuran buku ‘Mimpi tentang Indonesia’ di Palmerah, Jakarta, Selasa (25/7).
Dalam kesempatan itu, Hendropriyono menyebut isu Al Zaytun itu layaknya perang psikologis yang membawa pemikiran masyarakat agar mempercayai sesuatu yang belum tepat.
Eks menteri era Presiden BJ Habibie itu pun mengatakan urusannya dengan Al Zaytun sudah berlangsung lama, namun isu soal keterlibatannya dengan pesantren itu terus diangkat.
“(Buku) Filsafat Intelejen bercerita tentang itu dan juga menyampaikan apa-apa yang disampaikan seperti yang sedang ramai sekarang soal Al Zaytun, kadang-kadang orang hanya terbawa arus membenarkan sesuatu pemikiran yang digulirkan di masyarakat. Jangan lupa bahwa kebenaran itu kerap kali juga tidak sama dengan ketepatan. Kalau kita benar membidik satu sasaran, belum tentu itu tepat kena,” kata dia.
Hendropriyono sebelumnya membantah sebagai sosok yang membekingi Panji Gumilang, menyusul kabar kedekatannya dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun tersebut.
Dia menjelaskan awal mula mengenal Panji Gumilang pada 1999. Saat itu Panji meminta Presiden ke-3 BJ Habibie untuk meresmikan Pondok Pesantren Al-Zaytun.
“Presiden Indonesia waktu itu BJ Habibie, memerintahkan Menteri Agama untuk menyelidiki Ponpes Al Zaytun, yang minta beraudiensi kepada presiden, dalam rangka untuk meresmikan pesantren Al-Zaytun, di situ saya pertama kali dengar ada nama pesantren Al-Zaytun,” kata Hendropriyono kepada detikcom di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin, (10/7).
Kala itu, Hendropriyono menjabat Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan.
Pada sidang kabinet, Menteri Agama yang ditunjuk BJ Habibie untuk menyelidiki Al-Zaytun, saat itu memaparkan jika Ponpes Al-Zaytun tidak memiliki masalah secara ideologi politik.
Hendropriyono menyebut BJ Habibie datang ke Al-Zaytun untuk meresmikan ponpes tersebut. Setelah itu, Hendropriyono mengaku tidak pernah mengetahui lagi bagaimana kelanjutan Al-Zaytun.
Lalu, pada masa pemerintahan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Hendropriyono diminta untuk menggantikan Megawati menghadiri peletakan batu pertama untuk gedung pembelajaran. Pada momen itu, Hendropriyono, yang saat itu menjabat sebagai Kepala BIN, berkenalan dengan Panji.
Hendropriyono melihat ponpes Al-Zaytun kala itu sebagai pondok pesantren yang cukup modern. Ia menilai secara ideologi politik, tidak ada masalah dengan Pondok Pesantren Al Zaytun.
Lebih lanjut, Hendropriyono merasa aneh jika dikaitkan dengan polemik Al Zaytun saat ini. Karena dia merasa tidak memiliki kekuatan membekingi Panji Gumilang.
“Emang kekuatan saya apa ya? Kalau saya masih aktif punya kekuatan, ditakutin. Saya rasa ini karena waktu itu saya Kepala BIN, buat seorang intelijen musuhnya musuh adalah kawan saya dan terus terang musuh Republik Indonesia, NII (Negara Islam Indonesia)” ujarnya.
“Kalau masih ada orang ingin kembalinya NII, ya mimpi. Untuk menyadarkan orang bermimpi kan kita harus menggunakan juga bantuan yang sudah sadar. Yang masih tidur, yang sudah sadar waktu itu Panji Gumilang, dari sisi ideologi dan politik sudah dinyatakan klir oleh Presiden Indonesia BJ Habibie dengan meresmikan ke sana,” tambahnya.
(pop/rds)
[Gambas:Video CNN]
Artikel ini telah dimuat di www.cnnindonesia.com dengan Judul “Hendropriyono soal Al Zaytun: Sudah di Luar Panggung, Masih Ditunjuk” pada 2023-07-26 03:00:09