• May 1, 2024 5:17 am

AKSI keji yang dilakuka Kelompok Separatis Teroris (KST) yang sebelumnya dikenal dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua kembali menelan korban sipil. KST Pimpinan Nason Mimin dilaporkan membunuh tukang ojek dengan dalih sebagai intel Pemerintah Indonesia, Senin (5/12).

Kekejian dan kebiadaban kelompok Nason itu diabadikan dalam bentuk video yang tersebar ke publik. Sangat kejam dan sadis.

Aksi sadis itu mendapat reaksi Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring dalam yang pernyataan yang diterima wartawan, Selasa (13/12/2022), membantah tuduhan tukang ojek yang menjadi korban kekejian KST sebagai aparat intelijen.

Bang JO, demikian Komandan Korem 172/PWY kerap disapa, bahkan mengkonfirmasi jumlah korban tewas ada 3 orang yang telah dibunuh secara keji oleh KST di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kab. Pegunungan Bintang. Ketiga korban masing-masing La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).  “Mereka adalah warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek,” tegasnya.

“Jadi tidak benar kalau mereka (KST) menyebut para korban adalah aparat Intelijen. Mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek,” terangnya.

Bang JO menuding, pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris.

“Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” kata Danrem, geram.

Bang JO juga menyatakan, KST telah memfitnah tukang ojek tersebut sebagai personel intelijen. Mereka dengan sengaja menyelipkan senjata jenis pistol kepada korban.

“KST telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban,” katanya.

“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KST untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegas Danrem. 

Selaku Danrem 172/PWY, Bang Jo menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. “Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KST ini,” imbuhnya.

Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KST, Bang Jo mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada tahun 2019 silam di Kab. Pegunungan Bintang.

“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KST,” katanya.

Senjata yang hilang di antaranya tujuh senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KST tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” ujar Danrem.

Ketua Majelis Jaringan Prodemokrasi (ProDem) Iwan Sumule menyebut aksi itu sebagai tindakan biadab yang tidak bisa dimaafkan lagi. Menurutnya, negara wajib memberi respons keras atas kebiadaban tidak berperikemanusiaan tersebut.

“Biadab! Negara tak boleh kompromi dengan teror. Negara tak boleh kalah dengan teror,” ujarnya.

Iwan menyatakan, negara bisa melakukan respons keras memburu para kelompok teroris tersebut.  “Penggunaan senjata bahkan diperbolehkan oleh dunia internasional untuk membasmi gerakan separatis yang sudah kelewat batas hingga merenggut nyawa,” ujarnya. (OL-13)

Baca Juga: OPM Sebut Jokowi Penjahat Perang, Moeldoko: Mereka Penjahat …


Sumber: Media Indonesia | Danrem JO Sembiring: Saya Pastikan Korban Adalah Sipil Bukan Anggota Intelijen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *