• May 3, 2024 12:01 am

Perempuan Bawa Pistol di Depan Istana, Ini Penjelasan BNPT

SEORANG perempuan membawa pistol ditangkap usai mencoba menerobos Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (25/10). Pelaku sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Subdit Keamanan Negara Ditrekrimun Polda Metro Jaya.

Terkait kejadian itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk menghimpun data terkait adanya keterkaitan dengan jaringan terorisme.

“Kami BNPT sesuai tugas pokok dan fungsinya sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal (lone wolf),” ujar Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwakhid, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (25/10).

Dalam penelusuran sementara yang dilakukan, profil pelaku, Siti Elina, kata Nurwakhid, memiliki pemahaman yang radikal serta pendukung salah satu ormas radikal Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah. Ia juga diketahui sering mem-posting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya.

“Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor lain,” ujar Nurwakhid.


Baca juga: Usai Geledah Rumah, Polisi Bawa Orangtua Wanita Penodong Paspampres


Lebih lanjut, ia menegaskan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan peristiwa baru. Peristiwa ini mengingatkan pada ancaman bom di istana yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada 2016 silam.

“Salah satu calon pengantin yang ingin melakukan aksi di istana terlebih dahulu diamankan oleh Densus 88 yang juga pelakunya adalah perempuan, Dian Yuli Novi dan ada juga Zazkia Aini yang melakukan penyerangan ke Mabes Polri pada 2021,” terangnya.

Nurwakhid menegaskan, BNPT juga telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan pengantin oleh kelompok teroris. Dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.

“Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan,” imbuhnya.

Karena itu, BNPT telah berupaya meminimalisasi keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian. Perempuan harus diberikan pencerahan karena sebagai salah satu sasaran potensial dari jaringan terorisme. (RO/OL-16)


Sumber: Media Indonesia | Perempuan Bawa Pistol di Depan Istana, Ini Penjelasan BNPT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *