• March 29, 2024 6:30 pm

Sineas Indonesia Diharap Bantu Sebarkan Persaudaraan dan Nasionalisme

ByRedaksi PAKAR

Sep 20, 2022

FILM dinilai bisa menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan tentang persaudaraan dan nasionalisme tanpa harus menggurui. Karena itu sudah seharusnya para sineas Indonesia melahir karya-karya yang tidak sekadar menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan perdamaian.

Ketua umum DPP Moeldoko Center, Trisya Suherman mengungkapkan hal itu seusai nobar film Sayap Sayap Patah. Menurutnya DPP Moeldoko Center ingin menyampaikan kepada masyarakat dan  anggotanya untuk terus memupuk jiwa kebangsaan, bertoleransi dan yang terpenting adalah menanamkan semangat antiterorisme. 

“Antiterorisme ini sangat penting untuk orang tahu dan agar mereka lebih aware,” ujar Trisya.

Menurut Trisya pesan yang disampaikan dalam film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum serta disutradarai oleh Rudy Soedjarwo itu dapat diterima oleh penonton dan menjadi contoh untuk menyampaikan pesan soal pentingnya bahu-membahu memerangi terorisme di Indonesia.

“Kita semua enggak pernah tahu di balik kedamaian yang kita nikmati ini, ada orang-orang yang harus berdarah-darah untuk menjaga Indonesia agar tetap utuh. Ada yang rela mengorbankan diri demi untuk melindungi keluarga dan Indonesia,” kata Trisya.

“Menariknya, film Sayap-Sayap Patah ini  merupakan adaptasi dari kisah nyata yang pernah terjadi di Indonesia pada 2018 silam, yakni tragedi kerusuhan berdarah di Markas Komando Brimob,” terangnya.

Pada kesempatan sama, pembina DPP Moeldoko Center Hengki Kurniwan mengatakan dalam film Sayap-Sayap Patah, dirinya mendapat beberapa hal penting yang bisa di ambil makna dan hikmahnya. 

Pertama adalah kewaspadaan. “Kita perlu waspada dengan adanya aksi terorisme dan penyebaran paham radikalisme yang sampai sekarang masih ada. Masyarakat diminta dan diingatkan agar tidak terpapar paham radikalisme dan berani menolak aksi terorisme yang membahayakan jiwa raga kita.”

“Dari film Sayap-Sayap Patah tersebut menjelaskan agar kita tidak terlibat aksi terorisme. Jangan sampai kita lengah dan gampang terpengaruh oleh ajakan-ajakan oknum tertentu yang ingin merusak pikiran dan hati kita serta menjerumuskan untuk ikut aksi-aksi terorisme tersebut. Sudah sepantasnya, paham radikalisme kita cegah dan redam,” lanjutnya.

Kedua, kata dia adalah menambah wawasan sejarah. “Cerita dalam film ini akan jadi sejarah yang bisa kita ceritakan pada anak cucu kita. Kejadian pemboman atau aksi terorisme di Surabaya akan jadi sejarah yang tak terlupakan sehingga bisa diceritakan kepada anak cucu bahwa kita harus berani melawan dan waspada terhadap aksi terorisme. Dan, selanjutnya menumbuhkan kesadaran bahwa aksi terorisme itu kejam, sehingga kita tidak gampang terpapar paham radikalisme.”

Dan ketiga, adalah profesionalisme dalam bekerja. “Dari hal tersebut bisa kita bayangkan bagaimana profesionalisme dalam bekerja ditunjukkan dengan meninggalkan istrinya yang sedang berada di rumah sakit untuk persalinan. Sekaligus kita melihat kejamnya aksi terorisme yang merenggut kebahagiaan sebuah keluarga dan juga memupuskan harapan untuk hidup bahagia dengan lahirnya seorang anak,” ujar Hengki. (RO/A-1)


Sumber: Media Indonesia | Sineas Indonesia Diharap Bantu Sebarkan Persaudaraan dan Nasionalisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *