• April 18, 2024 4:22 pm

Ajaran Kartosowiryo di Balik Penggerebekan Khilafatul Muslimin

Kartosoewiryo menyulut pemberontakan pertama pascakemerdekaan dengan organisasi yang ia dirikan, Darul Islam atau Negara Islam.

Jakarta, CNN Indonesia

Polisi mengamankan sejumlah buku ajar terkait ajaran Kartosoewiryo dalam sejumlah penggerebekan anggota Khilafalatul Muslimin di sejumlah daerah. Sejumlah barang bukti ajaran Darul Islam itu dimuat dalam buku saku yang menjadi tuntunan sehari-hari para anggota Khilafatul Muslimin.

Kartosoewiryo merupakan momok pada masa kepemimpinan Presiden Sukarno. Laki-laki kelahiran 7 Januari 1907 di Cepu itu menyulut pemberontakan pertama pascakemerdekaan dengan organisasi yang ia dirikan, Darul Islam atau Negara Islam, sebuah organisasi yang bercita-cita mengubah Indonesia menjadi negara Islam.

Solahudin dalam bukunya NII Sampai JI, Salafy Jihadisme di Indonesia menyebut meskipun paham yang dibangun Kartosoewiryo mirip Salafy Jihadi, riwayat pembelajaran Kartosoewiryo justru tak bisa terlepas dari kelompok tradisional yang bermadzhab Syafii.

Akar Pemahaman DI Kartosoewiryo

Kartosoewiryo mulanya merupakan mahasiswa kedokteran Nederlandsch-Indische Artsen School (NIAS). Namun ia dikeluarkan karena kedapatan memiliki buku-buku sosialis dan komunis.

Kartosoewiryo kemudian direkrut pimpinan Partai Sarekat Islam (PSI) HOS. Tjokroaminoto. Di partai inilah ia mulai aktif mendalami Islam.

Pada satu waktu, Kartosoewiryo mengikuti Tjokroaminoto ke Garut. Di sana ia belajar kepada sejumlah ulama tradisionalis dan diduga menganut salah satu ajaran thoriqoh yang kelak karena itu, Kartosoewiryo dicap sesat oleh kelompok Salafy.

Sementara itu, Kartosoewiryo meresapi ajaran-ajaran PSI yang saat itu memiliki ambisi mewujudkan negara Islam. 

“PSI memang sebuah partai yang menuntut berlakunya syariat Islam, di dalam arti kata yang seluas-luas dan sesempurna-sempurnanya, menurut contoh dan teladan yang nyata di dalam sunnah Rasulullah (Solahudin, 2011: 58).

Lebih lanjut, Solahudin menyebut PSI tak hanya bercita-cita menjadikan Indonesia negara Islam melainkan pan Islamisme: sebuah gagasan yang ingin menyatukan Islam di dunia di bawah panji kekhilafahan.

Dua hal ini, gagasan PSI dan ajaran Islam yang diperolehnya, membentuk keyakinan Kartosoewiryo bahwa penting bagi umat Islam mendirikan negara Islam.

Di dalam negara Islam, menurut Kartosoewiryo masyarakat bisa menjalankan syariat Islam. Ia juga yakin dengan mendirikan negara Islam atau Darul Islam harkat dan martabat bangsa Indonesia bisa ditingkatkan.

Kartosoewiryo kemudian menjadi orang pertama yang mencetuskan istilah begara Islam atau Darul Islam. Selain itu, Kartosoewiryo juga terpengaruh PSI yang bersikap non kompromi terhadap Belanda.

Hijrah

Untuk mewujudkan Darul Islam, Kartosoewiryo menyusun beberapa cara. Ia mempelajari kunci kemenangan dalam sejarah Nabi Muhammad yakni, hijrah dan jihad.

Menurut Solahudin, Kartosoewiryo tidak hanya mendudukkan sejarah Nabi Muhammad sebagai pengetahuan, melainkan contoh yang harus ditiru.

Ia mengkontekstualisasikan hijrah dan jihad Nabi Muhammad. Menurutnya, dalam konteks Indonesia saat itu hijrah berarti hijrah dari Mekkah Indonesia menuju Madinah Indonesia.

Pernyataan ini berarti bahwa Makkah Indonesia merupakan Indonesia yang tidak menganut hukum Islam. Sementara, Madinah Indonesia merupakan Indonesia yang menganut hukum Islam (Solahudin, 2011: 60).

Klik untuk selanjutnya


Paham Jihad Kartosoewiryo

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sumber: CNN Indonesia | Ajaran Kartosowiryo di Balik Penggerebekan Khilafatul Muslimin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *