• April 20, 2024 11:24 am

Pasukan Israel Serbu Jenin, Tiga Warga Palestina Tewas

PASUKAN keamanan Israel pada Kamis (31/3) menyerbu suatu kota di Tepi Barat setelah tiga serangan mematikan mengguncang negara Yahudi itu dalam seminggu. Akibatnya, dua warga Palestina ditembak mati dan yang ketiga tewas setelah dia melancarkan serangan pisau di dalam bus.

Kekerasan itu terjadi setelah seorang warga Palestina bersenjatakan senapan serbu M-16 menewaskan lima warga sipil Israel di jalan-jalan Bnei Brak, kota Yahudi Ortodoks dekat Tel Aviv, pada Selasa (29/3) malam. Penembakan itu menjadikan 11 orang tewas dalam minggu kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Arab Israel dan Palestina, beberapa hari sebelum bulan suci Ramadan dimulai.

Pertumpahan darah terbaru meletus pada Kamis pagi ketika tentara Israel mengatakan tentaranya membalas tembakan setelah ditembak selama operasi untuk menangkap tersangka di kota Jenin, Tepi Barat. “Selama operasi itu, orang-orang bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke arah pasukan. Pasukan IDF membalas dengan tembakan,” kata militer dalam suatu pernyataan seraya menambahkan bahwa seorang tentara dirawat di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan pendudukan Israel membunuh dua warga Palestina di Jenin. Keduanya laki-laki berusia 17 dan 23 tahun. Ada pula 15 lain yang terluka.

Kemudian pada Kamis pagi, seorang Palestina menusuk seorang warga sipil Israel dalam bus di selatan kota Betlehem di Tepi Barat, kata tentara, sebelum, “Seorang warga sipil di bus menembak mati teroris.” Rumah sakit Shaare Zedek di Yerusalem mengatakan mereka merawat seorang pria berusia sekitar 30 tahun karena luka tusuk di tubuhnya.

Baca juga: Warga Israel Terkejut dan Ketakutan setelah Serangan di Pusat Kota

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi tersangka penyerang sebagai Nidal Jumaa Jafara, 30. Tentara Israel kemudian mengonfirmasi kepada AFP bahwa pasukan keamanan melakukan operasi di Jenin untuk menangkap tersangka yang terkait dengan serangan Bnei Brak.

Jihad Islam 

Sekjen Jihad Islam yang berbasis di Jalur Gaza, Ziad Al-Nakhala, mengumumkan dalam suatu pernyataan bahwa sayap bersenjata kelompok itu akan meningkatkan aksi akibat penyerbuan kamp Jenin oleh tentara musuh Zionis. Kekerasan telah tersulut menjelang bulan puasa Ramadan yang dimulai akhir pekan ini. Tahun lalu, bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem meningkat menjadi konflik berdarah selama 11 hari antara Israel dan kelompok Islam Hamas yang menguasai Jalur Gaza. 

Kamis pagi, anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir mengejek Hamas saat ia berjalan di kompleks Al-Aqsa, yang dipuja orang Yahudi sebagai situs dua kuil kuno. “Sepanjang malam Hamas mengancam saya dan mengatakan bahwa saya berada di garis tembak dan mengatakan kepada saya untuk tidak datang ke sini. Saya katakan kepada juru bicara Hamas tutup mulut,” katanya.

Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem timur dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Palestina berusaha untuk mengakhiri kekuasaan Israel atas wilayah tersebut dan membangun negara merdeka di tanah itu. Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina telah dibekukan selama bertahun-tahun.

Baca juga: Sekjen PBB dan Menlu AS Kutuk Serangan Teroris di Israel

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menentang negara Palestina, dan malah mengejar kebijakan kemudahan ekonomi bagi Palestina. Bennett juga mantan pemimpin pemukim dan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat, meskipun koalisinya beragam mulai dari nasionalis hingga partai Muslim Arab. Hampir setengah juta orang Israel tinggal di permukiman di Tepi Barat yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Keamanan

Seorang pejabat senior intelijen Palestina mengatakan kepada AFP pada Kamis bahwa dinas keamanan Palestina meningkatkan kesiapan keamanan menjelang peningkatan kekerasan yang diperkirakan selama bulan puasa. Pejabat itu mengatakan mereka sedang bersiap untuk menghadapi serangan oleh pemukim Israel serta upaya serangan oleh warga Palestina dari Tepi Barat di dalam wilayah Israel.

Pada Rabu, Raja Yordania Abdullah II menjamu Presiden Israel Isaac Herzog di Amman dan mengutuk kekerasan dalam segala bentuknya. Kunjungan Herzog terjadi sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz bertemu raja di Amman. Raja meminta Israel untuk mencabut semua rintangan yang dapat mencegah (Muslim) melakukan salat di Al-Aqsa.

Baca juga: Dengarkan Musik Arab, Dua Mahasiswa Palestina Ditahan Israel

Raja Abdullah II melakukan kunjungan langka ke Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel pada Senin. Ia bertemu dengan pemimpin Palestina Mahmud Abbas dalam upaya lebih lanjut untuk mencari ketenangan. (AFP/OL-14)


Sumber: Media Indonesia | Pasukan Israel Serbu Jenin, Tiga Warga Palestina Tewas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *