• May 3, 2024 9:29 pm

Jiwa Samurai yang Bersemayam di Polri

ByRedaksi PAKAR

Jan 21, 2022

TAHUKAH Anda bahwa ‘Samurai’ Jepang sudah lama bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)? Polri meminta kerja sama dengan kepolisian Jepang pada 2000 ketika mereka dipisahkan dari TNI supaya bisa menjadi suatu institusi yang lebih dekat dan mengayomi masyarakat.

Sejak itulah, pemerintah Jepang, bersama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency), memberikan bantuan dan kerja sama ke Polri selama lebih dari 20 tahun. Salah satu bentuk kerja sama tersebut ialah program pengiriman penasihat Kapolri dengan kader polisi Jepang secara bergantian ditugasi ke Indonesia sejak 2001 sampai sekarang. Dalam memberikan kerja sama, kepolisian Jepang secara khusus menitikberatkan pada langkah-langkah guna mendorong kegiatan polisi yang promasyarakat. Entah sejak kapan kegiatan polisi seperti Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), dengan polisi memberikan perhatian kepada masyarakat setempat dan membantu warga, sudah dikenal dengan nama polmas (pemolisian masyarakat).

Satu dasawarsa pertama bantuan dari Jepang difokuskan pada Polres Bekasi untuk menjadikannya sebagai ‘kantor polisi percontohan’ kegiatan pemolisian masyarakat di negeri ini. Sejak 2012, sebagai fase selanjutnya, Jepang juga telah mendukung perluasan kegiatan pemolisian masyarakat yang telah mengakar di Bekasi ke seluruh Indonesia.

Proyek kerja sama itu dimulai dengan dipilihnya Bekasi sebagai kawasan percontohan karena merupakan kawasan yang terletak berbatasan dengan Jakarta karena Bekasi juga dianggap memiliki karakteristik wilayah perkotaan dan perdesaan. Selain itu, wilayah itu memiliki berbagai lanskap seperti kawasan permukiman, kawasan persawahan, serta kawasan industri sehingga diharapkan baik pengetahuan maupun pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan pemolisian masyarakat di Bekasi akan mudah disebarkan ke seluruh Indonesia. Kenyataan itu membuat saya kagum akan pandangan ke depan para pendahulu kita.

Pada Oktober lalu, saya mengunjungi Polrestro Bekasi Kota. Saat itu saya seperti merasa bernostalgia ketika melihat Koban (Polsubsektor) yang diadopsi dari Jepang dan juga merasakan ikatan yang kuat di antara kepolisian kedua negara saat melihat petugas kepolisian Jepang dan aparat Polri sama-sama bekerja keras di lapangan demi keselamatan dan keamanan masyarakat Indonesia.

Selain itu, dalam 20 tahun terakhir ini kepolisian Jepang memberikan kerja sama melalui Polres Bekasi untuk memperkenalkan dan meningkatkan teknologi identifikasi forensik di Indonesia, yang mutlak diperlukan dalam penyelidikan kejahatan secara ilmiah. Pada saat saya berkunjung ke Polrestro Bekasi Kota, saya sendiri pun melihat kemampuan identifikasi forensik Polri yang tinggi. Saya juga mendengar bahwa kemampuan identifikasi forensik itu telah dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian berbagai kasus, termasuk serangan teroris yang terjadi di Makassar pada Maret 2021 melalui identifikasi korban dan sebagainya.

Indonesia akan menjadi tuan rumah G-20 tahun ini. Sejak 2003, selama kurang dari 10 tahun Jepang juga telah membantu pengembangan Bali menjadi sebuah kota yang aman karena akan banyak diadakan konferensi terkait dengan G-20, termasuk KTT. Kerja sama Jepang tersebut sudah diketahui secara luas oleh para pejabat Indonesia. Pada saat saya melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Mei 2021 serta ketika saya juga mengunjungi beberapa kantor kepolisian daerah dalam rangka kunjungan resmi ke daerah-daerah, saya mendengar banyak sekali ucapan terima kasih atas kerja sama kepolisian Jepang selama ini.

Demikianlah bahwa kepolisian Jepang telah membantu kepolisian Indonesia dalam rentang waktu yang panjang, tetapi mungkin para pembaca masih bertanya-tanya bagaimana keterkaitannya dengan ‘Samurai’. Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa peran polisi dipikul para Samurai di Jepang sebelum zaman modern. Dalam modernisasi negara Jepang yang berawal pada paruh kedua abad ke-19 jelas bahwa para Samurai itulah yang mendirikan kepolisian modern di Jepang.

Bahkan sampai sekarang pun, polisi Jepang berlatih siang dan malam mengatur diri sendiri secara disiplin melalui latihan seni bela diri seperti judo dan kendo. Fondasi kepolisian Jepang ialah spirit bushido, yang menghormati orang lain dan rela mengorbankan diri untuk melayani rakyat. Selama 20 tahun ini, Jepang telah mengundang banyak anggota Polri ke Jepang dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti program pelatihan di kepolisian Jepang.

Dalam program pelatihan tersebut, mereka meninjau dan menyaksikan latihan-latihan seni bela diri yang dilakukan para polisi Jepang, dan semestinya mereka juga bisa turut merasakan semangat ‘Samurai’ yang hidup bersemayam di kepolisian Jepang. Saya mendengar bahwa dengan berbekal pengalaman yang didapat dalam program pelatihan tersebut, mereka kini telah berperan aktif di berbagai bidang di lingkungan Polri, misalnya berperan utama dalam pengembangan polmas yang merupakan kegiatan pemolisian masyarakat di Indonesia.

Di Jepang, polisi sering diposisikan sebagai pekerjaan di peringkat teratas di antara pekerjaan-pekerjaan yang dicita-citakan anak-anak. Hal itu dapat dianggap sebagai salah satu bukti yang menunjukkan polisi Jepang sangat dipercaya warga negara Jepang. Karena kepercayaan dan harapan terhadap polisi di Jepang cukup tinggi, kritik-kritik pun terkadang dilontarkan ke polisi. Namun, polisi Jepang selalu sigap dalam menghadapi baik kritik maupun permintaan dari warga dan terus berupaya untuk memulihkan kepercayaan. Oleh karena itu, saya percaya bahwa inilah alasan mengapa polisi dihormati dan diandalkan masyarakat Jepang.

Saya juga mendengar bahwa kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap polisi di Indonesia pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tentu saja, itu merupakan salah satu hasil dari upaya tak kenal lelah setiap aparat Polri, dan akan sangat menyenangkan apabila kerja sama Jepang itu sedikitnya juga turut memberikan andil.

Bagi kepolisian Jepang, tidak ada negara lain yang terus bekerja sama dan diberi bantuan baik selama maupun sedalam Indonesia. Kerja sama itu dapat dilaksanakan dalam jangka waktu panjang karena setiap orang Jepang yang terlibat dalam proyek itu sangat mencintai Indonesia. Bahkan, pada kenyataannya, banyak tenaga ahli dari Jepang yang tidak hanya sekali, tetapi juga berkali-kali, ditugasi di Indonesia. Hiroto Yamazaki, yang pernah ditugasi sebagai penasihat pertama Kapolri pada 2001, telah bekerja di Indonesia sampai tiga kali selama lebih dari 10 tahun, termasuk saat bertugas di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia pada 1980-an. Bagi beliau, Indonesia sudah menjadi tanah air kedua.

Dengan telah ditetapkannya arah kebijakan untuk memperluas kegiatan pemolisian masyarakat di seluruh Indonesia, kerja sama Jepang untuk kepolisian Indonesia yang telah berlangsung selama 20 tahun akan mencapai tonggak sejarahnya pada tahun ini. Namun, Jepang masih ingin terus memberikan kerja sama yang diperlukan kepada Polri agar polisi di Indonesia semakin lebih dipercaya masyarakat sehingga polisi bersama masyarakat dapat terus menjaga keamanan dan keselamatan negara ini serta semakin mempererat hubungan persahabatan yang kuat di antara kepolisian kedua negara.

Saya sangat menyukai senyum riang anak-anak di negeri ini. Saya berharap polisi Indonesia, yang di dalam dirinya telah hidup bersemayam jiwa ‘Samurai’, kelak suatu saat akan menjadi cita-cita anak-anak Indonesia.


Sumber: Media Indonesia | Jiwa Samurai yang Bersemayam di Polri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *