• May 4, 2024 8:46 am

Potret Perbedaan Strategi Menteri Pertahanan era Ryamizard Ryacudu dan Prabowo Subianto

Potret Perbedaan Strategi Menteri Pertahanan era Ryamizard Ryacudu dan Prabowo Subianto

RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)

PERTAHANAN nasional Indonesia telah mengalami beberapa transformasi signifikan di bawah kepemimpinan dua tokoh penting, Ryamizard Ryacudu dan Prabowo Subianto, yang keduanya menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di era yang berbeda.

Kepemimpinan keduanya di Kemenhan mencerminkan pendekatan dan prioritas yang berbeda dalam menghadapi tantangan keamanan nasional dan regional.

Perbandingan antara era Ryamizard dan Prabowo dalam menguatkan pertahanan Indonesia mengungkapkan perbedaan dalam strategi, fokus kebijakan, dan inisiatif pertahanan.

Baca juga : Penaikan Anggaran Kemhan Disoal

Ryamizard Ryacudu, menjabat sebagai Menhan tahun 2014 hingga 2019. Dirinya fokus pada stabilitas internal dan reformasi militer. Di bawah kepemimpinannya, Kemenhan menitikberatkan pada penanganan ancaman domestik, terutama terorisme dan radikalisme.

Baca juga : Cicil Gaji Karyawan, Pengamat: Pengelolaan Keuangan PTDI Bermasalah

Ryamizard juga memprioritaskan peningkatan kerjasama pertahanan bilateral, terutama dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia. Kepemimpinannya ditandai dengan upaya memperkuat profesionalisme dalam militer dan menangani isu-isu hak asasi manusia yang terkait dengan sektor pertahanan.

Dalam perjalanannya beberapa prestasi ditorehkan oleh Ryamizard, antara lain peningkatan konsentrasi pada stabilitas internal dalam menangani ancaman domestik, termasuk terorisme dan radikalisme. Lalu, peningkatan kerja sama bilateral dengan berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan Australia dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI.

Ketiga, Ryamizard juga fokus pada reformasi struktural dalam militer, termasuk peningkatan profesionalisme dan penanganan isu hak asasi manusia. Serta, mengawasi pengadaan beberapa peralatan militer, meskipun skala dan intensitasnya mungkin berbeda dengan pendekatan Prabowo.

Sementara itu, dalam kepemimpinan Prabowo yang dimulai di tahun 2019 menandai pergeseran ke arah modernisasi alutsista dan kerja sama internasional yang lebih luas. Prabowo menguatkan pertahanan Indonesia dengan mengambil langkah proaktif dalam memodernisasi peralatan militer, termasuk pembelian pesawat tempur baru dan pengembangan industri pertahanan domestik.

Pendekatannya tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan pertahanan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan personel militer dan integrasi mereka dalam proyek pembangunan nasional.

Adapun beberapa prestasi Prabowo selama menjabat sebagai Menhan antara lain, adalah modernisasi alutsista TNI. Ini termasuk pembelian dan pengembangan peralatan militer, seperti pembelian 24 Jet Tempur F-15EX, yang merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kapabilitas pertahanan udara Indonesia.

Prabowo juga melakukan pengembangan industri pertahanan lokal dengan mendorong sinergi antara kementeriannya dengan BUMN untuk mengembangkan industri pertahanan lokal. Contohnya adalah pengembangan kendaraan taktis Maung, yang menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat pertahanan sendiri.

Prabowo juga terlibat dalam program sosial dan pembangunan infrastruktur. Termasuk inisiatif seperti pembangunan sumur bor dan meresmikan mata air di berbagai wilayah di Indonesia untuk mendukung akses masyarakat terhadap air bersih.

Di bawah kepemimpinan Prabowo, Kemenhan juga memperkuat kerja sama dengan berbagai negara dalam bidang pertahanan. Ini termasuk kesepakatan pertahanan dan akuisisi alat militer dari negara-negara mitra. Prabowo juga telah mengadvokasi peningkatan kesejahteraan bagi anggota militer, serta mempromosikan profesionalisme dalam jajaran TNI.

Selain itu, dalam kepemimpinannya Prabowo juga mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan terbuka dalam merumuskan kebijakan pertahanan, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan ahli dalam diskusi terkait pertahanan dan keamanan nasional. Prabowo juga memberikan perhatian pada ancaman non-konvensional, seperti cyber threats dan terorisme, sebagai bagian dari strategi pertahanan yang komprehensif.

Perbedaan strategis antara Ryamizard dan Prabowo kuatkan pertahanan Indonesia menawarkan wawasan tentang cara berbeda dalam mengatasi masalah pertahanan nasional.

Ryamizard menghadapi tantangan dengan penekanan pada stabilitas dan reformasi, sementara Prabowo kuatkan pertahanan Indonesia dengan membawa era modernisasi dan peningkatan kesejahteraan militer.

Keduanya memiliki peran penting dalam membentuk landasan kebijakan pertahanan Indonesia saat ini, menunjukkan bahwa keamanan nasional membutuhkan pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan dinamika global dan regional. (Z-8)

PERTAHANAN nasional Indonesia telah mengalami beberapa transformasi signifikan di bawah kepemimpinan dua tokoh penting, Ryamizard Ryacudu dan Prabowo Subianto, yang keduanya menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di era yang berbeda.

Kepemimpinan keduanya di Kemenhan mencerminkan pendekatan dan prioritas yang berbeda dalam menghadapi tantangan keamanan nasional dan regional.

Perbandingan antara era Ryamizard dan Prabowo dalam menguatkan pertahanan Indonesia mengungkapkan perbedaan dalam strategi, fokus kebijakan, dan inisiatif pertahanan. 

Baca juga : Penaikan Anggaran Kemhan Disoal

Ryamizard Ryacudu, menjabat sebagai Menhan tahun 2014 hingga 2019. Dirinya fokus pada stabilitas internal dan reformasi militer. Di bawah kepemimpinannya, Kemenhan menitikberatkan pada penanganan ancaman domestik, terutama terorisme dan radikalisme.

Baca juga : Cicil Gaji Karyawan, Pengamat: Pengelolaan Keuangan PTDI Bermasalah

Ryamizard juga memprioritaskan peningkatan kerjasama pertahanan bilateral, terutama dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia. Kepemimpinannya ditandai dengan upaya memperkuat profesionalisme dalam militer dan menangani isu-isu hak asasi manusia yang terkait dengan sektor pertahanan.

Dalam perjalanannya beberapa prestasi ditorehkan oleh Ryamizard, antara lain peningkatan konsentrasi pada stabilitas internal dalam menangani ancaman domestik, termasuk terorisme dan radikalisme. Lalu, peningkatan kerja sama bilateral dengan berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan Australia dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI. 

Ketiga, Ryamizard juga fokus pada reformasi struktural dalam militer, termasuk peningkatan profesionalisme dan penanganan isu hak asasi manusia. Serta, mengawasi pengadaan beberapa peralatan militer, meskipun skala dan intensitasnya mungkin berbeda dengan pendekatan Prabowo.

Sementara itu, dalam kepemimpinan Prabowo yang dimulai di tahun 2019 menandai pergeseran ke arah modernisasi alutsista dan kerja sama internasional yang lebih luas. Prabowo menguatkan pertahanan Indonesia dengan mengambil langkah proaktif dalam memodernisasi peralatan militer, termasuk pembelian pesawat tempur baru dan pengembangan industri pertahanan domestik.

Pendekatannya tidak hanya fokus pada peningkatan kemampuan pertahanan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan personel militer dan integrasi mereka dalam proyek pembangunan nasional.

Adapun beberapa prestasi Prabowo selama menjabat sebagai Menhan antara lain, adalah modernisasi alutsista TNI. Ini termasuk pembelian dan pengembangan peralatan militer, seperti pembelian 24 Jet Tempur F-15EX, yang merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kapabilitas pertahanan udara Indonesia.

Prabowo juga melakukan pengembangan industri pertahanan lokal dengan mendorong sinergi antara kementeriannya dengan BUMN untuk mengembangkan industri pertahanan lokal. Contohnya adalah pengembangan kendaraan taktis Maung, yang menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat pertahanan sendiri.

Prabowo juga terlibat dalam program sosial dan pembangunan infrastruktur. Termasuk inisiatif seperti pembangunan sumur bor dan meresmikan mata air di berbagai wilayah di Indonesia untuk mendukung akses masyarakat terhadap air bersih.

Di bawah kepemimpinan Prabowo, Kemenhan juga memperkuat kerja sama dengan berbagai negara dalam bidang pertahanan. Ini termasuk kesepakatan pertahanan dan akuisisi alat militer dari negara-negara mitra. Prabowo juga telah mengadvokasi peningkatan kesejahteraan bagi anggota militer, serta mempromosikan profesionalisme dalam jajaran TNI.

Selain itu, dalam kepemimpinannya Prabowo juga mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan terbuka dalam merumuskan kebijakan pertahanan, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan ahli dalam diskusi terkait pertahanan dan keamanan nasional. Prabowo juga memberikan perhatian pada ancaman non-konvensional, seperti cyber threats dan terorisme, sebagai bagian dari strategi pertahanan yang komprehensif.

Perbedaan strategis antara Ryamizard dan Prabowo kuatkan pertahanan Indonesia menawarkan wawasan tentang cara berbeda dalam mengatasi masalah pertahanan nasional.

Ryamizard menghadapi tantangan dengan penekanan pada stabilitas dan reformasi, sementara Prabowo kuatkan pertahanan Indonesia dengan membawa era modernisasi dan peningkatan kesejahteraan militer.

Keduanya memiliki peran penting dalam membentuk landasan kebijakan pertahanan Indonesia saat ini, menunjukkan bahwa keamanan nasional membutuhkan pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan dinamika global dan regional. (Z-8)

 

Artikel ini telah dimuat di mediaindonesia.com dengan Judul “Potret Perbedaan Strategi Menteri Pertahanan era Ryamizard Ryacudu dan Prabowo Subianto” pada 2024-01-04 18:31:07

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *