• May 4, 2024 2:17 pm

Menantu Penembak Kantor MUI Ungkap Asal Uang Rp800 Juta

Sumber aliran uang Rp800 juta di rekening Mustopa, penembak kantor MUI di Jakarta diklaim berasal dari ketiga anaknya yang bekerja di luar negeri.

RadicalismStudies.org | Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikasilisasi (PAKAR)

Jakarta, CNN Indonesia

Aliran uang di rekening Mustopa NR (60), pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, mencapai Rp800 juta. Uang tersebut diklaim berasal dari tiga anaknya yang bekerja di luar Negeri.

“Uang itu, jika ditotal mencapai Rp800 juta. Uang itu dikirim anak-anaknya almarhum yang kerja di luar negeri, satu di Korea dan dua lainnya di Taiwan,” kata menantu Mustopa, Fauziah saat diwawancarai di kediamannya di Desa Sukajaya, Jumat (5/5).

Fuziah menjelaskan uang itu dikirim melalui rekening dirinya, setelah terkumpul baru ditransfer ke rekening ayah mertuanya Mustopa. Uang kiriman dari ketiga anaknya itu, digunakan untuk membeli lahan, sawah, rumah, hingga kendaraan.

“Anak pertama almarhum atau suami saya gajinya Rp30 juta per bulan di Korea, lalu yang dua di Taiwan masing-masing Rp15 juta. Jadi ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan,” kata dia sembari menunjukkan rekening koran rekening

Bahkan dai total catatan, kata Fauziah, uang di rekening yang tercatat sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam, mulai dari sawah, kebun, rumah, kendaraan motor dan mobil, hingga removasi rumah.

“Jadi uang itu dari anak-anaknya, dan sudah tidak ada atau digunakan untuk membeli kebun dan lain-lain. Bukan untuk foya-foya,” ucapnya.

Fauziah menampik isu uang Rp200 juta di rekening Mustopa diduga sebagai dana teroris. Fauziah juga mertuanya terlibat di gerakan teroris karena selama ini berbaur dengan masyarakat.

“Uang di rekening Rp200 juta itu, uang dari anaknya Hediansah atau suami saya yang bekerja sebagai buruh di Korea untuk membayar sawah seharga itu. Jadi uang itu ditransfer ke rekening ayah mertua (Mustopa). Suami saya juga mengirimkan uangnya, saat ada yang ingin dibeli,” kata dia lagi dengan terisak.

Jelaskan klaim wakil nabi dan janggal surat

Sementara soal klaim Mustopa sebagai wakil nabi diakui Fauziah memang benar. Menurut Fauziah, Mustopa mengklaim berdasarkan dari mimpi dan keyakinan bahwa ia merupakan wakil nabi. Namun keluarga menentang dan sudah mengingatkan hal itu.

“Kalau mengenai wakil nabi itu, anak-anaknya sudah tidak mau mendengarkan lagi. Yang jelas, anak-anaknya sudah mengingatkan,” jelasnya.

Namun ia mengklaim Mustopa tidak bisa mengoperasikan komputer. Atas dasar itu, ia heran ada ketikan surat yang ditinggalkan Mustopa usai menembak kantor MUI. Namun dia menduga, Mustopa mengetik surat itu di rental komputer. Sementara asal senjata dan bisa menembak keluarga mengklaim tidak mengetahui sama sekali.

“Soal menembak, tidak tahu belajar dimana. Sekolahnya saja hanya tamatan SD, dan tidak bisa komputer. Bisa menggunakan ponsel android, baru baru ini saja dan itu juga diajari sama cucu-cucunya,” ujarnya.

Menurutnya, keluarga mendukung proses hukum yang digelar Polda Metro Jaya yang sudah datang ke rumah mereka belum lama ini. 

“Kami (keluarga) mendukung proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian. Data-data dan keterangan yang dibutuhkan sudah kami berikan,”ungkapnya.

Kepada polisi, keluarga menjelaskan Mustopa hanya pamit dan meminta doa kepada ibu mertuanya yakni Laila Dewi sebelum berangkat ke Jakarta dan melancarkan aksi di kantor MUI.

Pihak keluarga juga akan mempersiapkan proses pemakaman Mustopa di tempat pemakaman keluarga di Dusun 1 Desa Sukajaya.

“Kami berharap, ayah mertua kami ini dimaafkan jika punya salah. Kami memohon dari pihak kepolisian dan ketua MUI, jenazah ayah mertua saya bisa cepat dikirim ke rumah karena ingin segera kami makamkan secara layak. Maafkan jika dia (Mustopa) salah, dan dia juga bukan teroris,” pungkasnya. 

(zai/DAL)


[Gambas:Video CNN]


Artikel ini telah dimuat di www.cnnindonesia.com dengan Judul “Menantu Penembak Kantor MUI Ungkap Asal Uang Rp800 Juta” pada 2023-05-06 01:08:29

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *