KETUA Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siraj menilai tahun politik yang dimulai pada 2023 akan dipenuhi oleh perang informasi. Hal tersebut bisa mengancam kehidupan berbangsa.
“Kami memprediksi Berbagai manuver akan segera menghangatkan susana kebangsaan Polarisasi pemberitaan dan perang informasi datang mengancam. Kita yang cinta tanah air, harus segera bergerak,” ujar Said Aqil dalam acara “International Media Training for Muslim Journalist” di Pesantren Al Tsaqofah, Sabtu (31/12)
Acara tersebut dihadiri Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Deputi VII Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto dan Direktur Pencegahan BNPT Brigjend Ahmad Nur Wahid.
Untuk itu, sambung Said, diperlukan mitigasi sosial untuk mewaspadai dan bersiap siaga menghadapi turbulensi politik. Media dan jurnalis muslim, tandasnya, harus dikonsolidasi, agar mampu membangun benteng pertahanan informasi dan digital.
Sementara itu, Brigjen Ahmad meminta masyarakarat mewaspadai politisasi agama di tahun-tahun politik. Agar tidak membuka peluang bagi tumbuh berkembangnya radikalisme dan terorisme, yang mengatasnamakan agama yang menghalakan segara cara untuk mencapai kekuasaan.
“Reunifikasi media muslim, seperti ini adalah langkah strategis untuk mengkonsolidasikan gerakan untuk menjaga keutuhan NKRI ” ujar Ahmad.
Selain melakukan konsolidasi dan penguatan visi bersama, LPOI juga mendeklarasikan lahirnya Asosisiasi Media Muslim Indonesia (Ammindo). Peta jalan Ammindo telah disusun dan disepakati bersama oleh seluruh yang hadir.
Imam Pituduh, Sekretaris LPOI yang juga Ketua Dewan Pembina Nusantara Cultural Center dan Panitia Pelaksana “International Media Training for Muslim Journalist” mengatakan, Ammindo merupakan gerakan membangun kemanusiaan dan peradaban dunia yang lebih baik di tengah arus perang informasi di tahun politik. (OL-8)