• April 26, 2024 12:33 am

Kepala BNPT: Istilah Jihad Sering Disalahartikan untuk Memecah Bangsa

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan saat ini istilah jihad sering disalahartikan oleh oknum yang sengaja ingin memecah persatuan bangsa.

 

“Seiring dengan berjalannya waktu, istilah jihad dewasa ini justru kerap kali disalahgunakan segelintir oknum untuk memecah belah bangsa sendiri,” kata Boy Rafli seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (1/12).

 

Hal itu disampaikan Kepala BNPT saat menghadiri dialog kebangsaan antarlembaga se-Jawa Barat sekaligus pelantikan Pengurus Lajnah Pencegahan Terorisme dan Radikalisme Jawa Barat dengan tema ‘Meneguhkan Toleransi, Menjaga Integrasi Bangsa’ di Pondok Pesantren Al-Ishlah, Kabupaten Subang.

 

Kepala BNPT mengatakan bahwa masyarakat perlu waspada, terutama terhadap oknum yang menyebarkan narasi-narasi negatif dengan berkedok jihad. Publik perlu memahami bahwa jihad pada zaman kemerdekaan berbeda dengan jihad hari ini yang dikumandangkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

 

Mantan Kapolda Papua tersebut menjelaskan bahwa kelompok itu kerap menyebarkan berbagai narasi menyimpang yang beredar di dunia nyata maupun dunia maya serta mengatasnamakan agama.

 

Untuk mengatasi hal tersebut, dia memandang perlu upaya pencegahan dengan membangun deteksi dini oleh masyarakat. Langkah itu dinilai salah satu kunci dalam penanggulangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Tanah Air.


Baca juga: BPIP: Purna Paskibraka Duta Pancasila Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

 

“Saya ingin menegaskan bahwa kunci menanggulangi intoleransi, radikalisme, dan terorisme bukan sekadar penegakan hukum, melainkan upaya pencegahan dengan membangun deteksi dini, daya cegah, dan daya tangkal masyarakat secara bersama-sama,” kata dia.

 

Pada kesempatan itu, Kepala BNPT juga menyinggung peran besar para ulama dan santri hingga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Di hadapan para santri yang hadir, Boy Rafli mengatakan bahwa Hari Santri Nasional merupakan pengakuan negara atas andil besar ulama dan santri dalam perjuangan membangun fondasi Indonesia.

 

“Ini adalah pengakuan kepada para ulama dan santri atas jerih payah perjuangan membangun fondasi NKRI,” ujar dia.

 

Keterlibatan ulama dan para santri yang menjadi pejuang pada masa kemerdekaan melahirkan pengakuan oleh pemerintah dalam menghasilkan Resolusi Jihad Fisabilillah melawan penjajah.

 

Sementara itu, sesepuh Pondok Pesantren Al-Ishlah KH Ushfuri Anshor menyambut baik kehadiran Kepala BNPT

 

Dia berharap melalui silaturahim tersebut dapat mencegah masuknya paham-paham yang berlawanan dengan Pancasila ke lingkungan pesantren.

 

“Saya berharap agar tidak ada ideologi mereka terorisme yang masuk di daerah kita,” kata Kiai Anshor. (Ant/OL-16)

 


Sumber: Media Indonesia | Kepala BNPT: Istilah Jihad Sering Disalahartikan untuk Memecah Bangsa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *