Cak Imin Soroti Keharmonisan Beragama, Singgung Nasionalisme Turun

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa ada tiga tantangan besar yang mengancam keharmonisan dalam kehidupan umat beragama di Indonesia.

Hal itu diungkapkan sosok yang akrab disapa Cak Imin saat memberikan sambutan dalam acara pengukuhan DPP Badan Persaudaran Antar Iman (BERANI) sebagai badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/10).

Pertama, menurutnya, semangat nasionalisme yang menurun seiring batas lintas negara yang semakin tipis akibat kemajuan teknologi.

Cak Imin menyatakan, tantangan tersebut harus dihadapi secara serius dengan membangun kesadaran sosial di tengah masyarakat.

“Tantangan ini harus dihadapi secara serius dengan menguatkan semangat nasionalisme dalam mengelola bangsa kita. Berbagai program yang membangun semangat persatuan dan nasionalisme bisa dijalankan melalui pendidikan, kultur dan budaya,” kata Cak Imin.

Tantangan berikutnya, dia melanjutkan, kemunculan hambatan kebebasan beragama, baik dari sisi produk legislasi maupun ancaman horizontal yang muncul dari dalam atau luar negeri.

Menurut Cak Imin, situasi tersebut membutuhkan langkah nyata dari legislatif, eksekutif, serta masyarakat.

Ia pun meminta BERANI menjadi lembaga advokasi yang memastikan kebebasan beragama dan menjalankan keyakinan.

“Baik melalui review legislasi maupun advokasi memberikan perlindungan langsung bagi warga negara yang terancam kebebasan beragamanya,” imbuh Ketua Umum PKB itu.

Tantangan terakhir, dia berkata, situasi Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari agama dan keyakinan memiliki ketaatan dan loyalitas tinggi bagi agama dan keyakinan masing-masing.

Menurutnya, hal tersebut bisa positif bila dijadikan pondasi kehidupan bermasyarakat. Namun, hal tersebut bisa menjadi negatif karena muncul rasa saling curiga antarkeyakinan.

Cak Imin berharap BERANI menjadi jembatan komunikasi antarpenganut keyakinan di Indonesia sehingga mengurangi potensi perpecahan bangsa.

“BERANI harus menjadi penyangga antar keimanan. Kecurigaan dan perbedaan antara pemeluk keyakinan menjadi modal kemajuan bukan hambatan kemajuan,” tutur Cak Imin.

Ia menambahkan, agama dan keyakinan sebagai pondasi kehidupan bernegara di Indonesia relatif kokoh dan teruji selama puluhan tahun.

Namun, Cak Imin memandang, pondasi kehidupan bangsa tersebut menghadapi tantangan seiring perubahan zaman dalam bentuk radikalisme hingga pola hidup pragmatis saat ini.

“Tantangan ini harus dihadapi secara sungguh-sungguh sehingga agama dan keyakinan sebagai modal besar dalam kehidupan berbangsa tetap terjaga,” katanya.

(mts/isn)

[Gambas:Video CNN]