Jakarta, CNN Indonesia —
Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri resmi mengambil alih kasus Siti Elina yang sempat berusaha menerobos Istana Kepresidenan, pada Selasa (25/10) lalu.
“Penanganan kasus upaya penyerangan di Istana Presiden saat ini sepenuhnya ditangani oleh Densus 88 Antiterror Polri,” ujar Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers, Jumat (28/10).
Ramadhan mengatakan saat ini Densus 88 masih terus memintai keterangan dari Siti secara intensif. Hal tersebut dilakukan guna menggali motif dan keterlibatannya dalam kelompok terorisme.
Kendati demikian, ia mengatakan sampai saat ini Siti masih tak bersikap kooperatif dalam memberikan keterangan kepada penyidik.
“Proses pemeriksaan masih terus berjalan. Namun hingga saat ini yang bersangkutan, Saudari SE masih diam dan belum kooperatif,” katanya.
Diketahui, polisi menangkap Siti Elina saat mencoba menerobos Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/10) sekitar pukul 07.00 WIB.
Dari pemeriksaan, ditemukan fakta bahwa Siti yang merupakan warga Koja, Jakarta Utara itu berkaitan dengan kelompok radikal. Tersangka terhubung dengan beberapa akun medsos yang terindikasi eks HTI dan NII.
Dalam kasus ini, polisi turut menyita sejumlah barang bukti. Yakni satu buah senjata sejenis FN, dua buah airsoft gun, serta satu buah senjata tajam berbentuk pistol.
Selain itu, juga turut disita tiga buah buku. Masing-masing berjudul ‘Jalan Menuju Hidayah’, ‘Luruskan Aqidah Anda’, serta ‘Pribadi dan Akhlak Rosul’.
Sementara itu, Densus 88 juga telah menetapkan Bahrul Ulum, suami Siti Elina sebagai tersangka terorisme lantaran diduga terlibat dengan kelompok jaringan terorisme Negara Islam Indonesia (NII).
“Iya betul sudah tersangka,” ujar Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dihubungi lewat telepon, Kamis (27/10).
(tfq/gil)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: CNN Indonesia | Densus 88 Ambil Alih Kasus Siti Elina Terobos Istana