PERINGATAN peristiwa Bom Bali 1 yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya 12 Oktober 2002, dilaksanakan di Pantai Merusaka, kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali, Rabu (12/10).
Kegiatan ini dibuka secara simbolis dengan pelepasan 60 ekor tukik, 6 ekor penyu, serta 100 ekor burung merpati, yang dilanjutkan dengan pameran foto peristiwa Bom Bali 1 di Ballroom Hotel Merusaka.
Dalam acara bertemakan ‘Harmony in Diversity’ itu, Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Irjen Marthinus Hukom, mengatakan, peringatan peristiwa Bom Bali ini dimaknai dalam tiga hal.
Pertama tentang kehidupan, yang artinya dengan menghargai setiap kehidupan orang lain. Kedua kebebasan, yakni setiap manusia berhak memiliki kebebasan, serta ketiga keseimbangan yakni hak dan kewajiban setiap manusia itu sendiri.
“Kehadiran kita di sini merupakan suatu wujud nyata bahwa kita mempunyai semangat dalam upaya mewujudkan perdamaian dan Indonesia yang damai tanpa kekerasan. Untuk menciptakan semua itu kami turut mengimbau kepada seluruh instansi maupun masyarakat untuk tetap saling toleransi dan menjaga satu sama lain, karena tanpa kerja sama kita semua, perdamaian tidak dapat terwujud,” kata Marthinus.
Marthinus menyatakan Indonesia memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk bisa bergandengan tangan menciptakan perdamaian tanpa kekerasan serta menjaga keamanan bagi setiap orang.
Baca juga: Gubernur Olly Dondokambey Apresiasi Kinerja PLN Suluttengo Atasi Pemadaman Listrik
“Untuk menciptakan keadaan damai tanpa kekerasan diperlukan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah, aparat keamanan, tokoh masyarakat maupun tokoh agama, dan dukungan kerja sama masyarakat umum karena tanpa itu semua cita-cita bersama mewujudkan perdamaian itu sulit tercapai,” ujarnya.
Sebagai salah satu wujud tekad Densus 88 dan Polri menjaga perdamaian dan keamanan, hari ini seluruh elemen masyarakat dari berbagai profesi diajak untuk merenung dan memaknai momentum peringatan Bom Bali 1 yang terjadi pada 12 Oktober 2002.
Peristiwa Bom Bali 1 yang terjadi tepat 20 tahun lalu sekitar pukul 23.05 Wita pada dua tempat, yakni Sari Club dan Paddy’s Pub, menewaskan sebanyak 202 orang dan melukai 209 orang dari 22 negara. Sepuluh menit setelah itu, sebuah bom meledak di Kantor Konsulat Amerika Serikat.
Marthinus mengatakan untuk memaknai 20 tahun peristiwa Bom Bali 1, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yakni pelepasan tukik, penyu, dan merpati, sharing pengalaman dari para pelaku sejarah baik keluarga korban, tim investigator maupun aparat keamanan, serta doa bersama di
Monumen Bom Bali 1 atau Ground Zero, Kuta, Badung.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana usai mengikuti acara menyampaikan turut berduka terhadap para korban peristiwa Bom Bali 1.
“Saya mewakili Pemerintah Kota Denpasar tentunya turut berduka atas terjadinya peristiwa Bom Bali. Kami sangat berharap peristiwa tersebut tidak akan terulang kembali serta mendukung penuh upaya kepolisian, khususnya Densus 88, ke depannya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di Indonesia pada umumnya, dan di Kota Denpasar pada khususnya,” ujar Alit Wiradana. (Ant/OL-16)