• April 29, 2024 8:04 am

DPO MIT Terakhir Tewas, Operasi Magado Raya Tetap Dilanjutkan

OPERASI keamanan Madago Raya yang melibatkan Polri dan TNI di Poso, Sulawesi Tengah, tetap dilanjutkan meski Askar alias Pak Guru alias Jaid, tewas tertembak dalam operasi penegakan hukum pada Kamis (29/9) di Poso, Sulawesi Tengah. Askar merupakan DPO terakhir anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Pertama, membuat masyarakat lebih tenang. Kemudian masyarakat tidak  terekrut kembali ajakan dari pihak-pihak terorisme untuk melakukan perekrutan kembali. Masyarakat juga tidak terpengaruh ajakan dari orang-orang untuk melakukan tindakan intoleran. Itu tujuan dari operasi yang sekarang kita lanjutkan,” urai Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto, Rabu (5/10).

Menurutnya, operasi masih menggunakan sandi yang sama, yaitu Madago Raya. Hanya saja, pola operasi yang dilakukan berubah dan personel Satgas yang dilibatkan dalam operasi berkurang jumlahnya. Namun Didik tidak menyebutkan berapa jumlah aparat yang dilibatkan dalam operasi

lanjutan ini.

Sebelumnya, Tim Sogili 1 Densus 88 Anti Teror Satgas Madago Raya melakukan penindakan terhadap Askar, DPO MIT yang menjadi target perburuan terakhir Satuan Tugas Operasi Madago Raya. Askar tewas tertembak di bagian punggung.

Setelah dievakusi dari TKP disaksikan Kepala Operasi Satgas Madago Raya, Kombes Arif Budiman, jenazah Askar dibawa ke Desa Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, dan selanjutnya diberangkatkan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara, Palu sebelum dimakamkan di pemakaman umum Poboya, Palu.

Sejumlah barang bukti ditemukan bersama Askar. Diantaranya 2 buah bom lontong, 1 pucuk senjata revolver, dan 1 tas ransel besar yang berisi berbagai barang bawaannya, termasuk buah alpukat.

Dalam catatan Satgas Madago Raya, pria bernama asli Al Ikhwarisman, lahir pada 3 November 1988 di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Askar yang memiliki keahlian merakit bom pernah terlibat dalam beberapa kasus pembunuhan di Poso, Sigi dan Parigi Moutong.

Askar diduga pembunuhan Simon Suju pada 3 Agustus 2017, di Sausu, Parigi Moutong, pembunuhan Ronal Batau alias Anang di Desa Salubanga, Sausu, pada 30 Desember 2018, Pembunuhan terhadap warga bernama Njue, di Pegunungan Penghulu Kanan, Desa Berdikari, Palolo, Kabupaten Sigi pada 23 Mei 2019. Pembunuhan terhadap Tamar dan Patte di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong pada 25 Juli 2019.

Askar juga terlibat dalam pembunuhan Rattapo alias Daeng Tapo, di perkebunan Dusun Sipatuo, Desa Kilo,Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso pada 7 April 2020, pembunuhan di Pegunungan KM9, Desa Kawende, Poso Pesisir Utara, pada 19 April 2020 dengan korban terhadap Ambo Ajeng alias Papa Angga, pembunuhan Agus Balumba alias Papa Sela, di perkebunan Tahiti, Desa Sangginora, Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso pad 9 Agustus 2020. Pembunuhan dan pembakaran di Dusun V Trans Lenovu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi pada 27 November 2020, yang menewaskan 4 warga yaitu Nakka, Ferdy alias Pedi,  Pinu, dan Yasa, serta pembunuhan di Pegunungan Patiroa, Desa Kalimago, Lore Timur, Poso pada 11 Mei 2021 yang menewaskan Lukas Lese Puyu, Paulus alias Papa Simson, Susa, dan Marten Solong. (OL-15)

 


Sumber: Media Indonesia | DPO MIT Terakhir Tewas, Operasi Magado Raya Tetap Dilanjutkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *